Singaraja, koranbuleleng.com|Pembangunan jalan pintas Singaraja-Mengwitani telah sampai pada titik 7A, 7B, 7C, dan titik 8 di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu 13 Februari 2022.
Gubernur Bali Wayan Koster meninjau langsung pengerjaan beberapa titik pengerjaan Shortcut 7A, 7B, 7C, dan titik 8 tersebut.
Wayan Koster mengatakan, dari paparan yang diberikan oleh pelaksana proyek bahwa pengerjaan jalan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan titik 8 sepanjang 2.165 meter termasuk jembatan tersebut, dipastikan rampung pada bulan Oktober 2022 mendatang. Selain itu, pada tahun 2022 ini juga kan mulai dilakukan pembangunan lanjutan pada shortcut titik 7D, 7E, 9, dan 10, yang akan segera memasuki tender. Yang sumber pendanaannya bersumber dari APBN yang sepenuhnya ditangani oleh Kementerian PUPR RI.
“Mewakili pemerintah pusat, hari ini saya melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan titik 8, sebagai kelanjutan pembangunan shortcut Singaraja-Mengwitani dari titik 1-10,” ujarnya didampingi didampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra.
Koster menyebut, pada tahun 2023 mendatang akan dilanjutkan dengan pembangunan fisik shortcut titik 9 dan 10. Dilanjutkan lagi dengan pembangunan shortcut pada titik 11 dan 12 yang sedang digodok perencanaannya dan ditarget selesai tahun ini.
Jalan shortcut tersebut sudah selesai, akan memangkas sebanyak 75 tikungan di jalur Denpasar-Singaraja dari 116 tikungan menjadi 41. Sehingga waktu tempuh pengguna jalan akan menjadi lebih singkat. Biasanya sebelum ada shortcut waktu tempuh Denpasar ke Singaraja sekitar 2,5 jam berkurang menjadi setengahnya hanya sekitar 1 jam 15 menit.
“Untuk shortcut titik 11 dan titik 13 akan dilakukan pembebasan lahan tahun 2023, paling lambat pembangunan fisik dimulai tahun 2024. Dengan shortcut ini tikungan tajam sepanjang jalur singaraja denpasar yang selama ini membuat pengguna jalan tidak nyaman, menjadi berkurang. Segera jika selesai, akan membuat pengendara yang melintas lebih nyaman dan aman. Dan waktu tempuh menjadi lebih pendek,”kata dia.
Koster menambahkan, pembangunan shortcut berjalan cukup lancar meski di tengah pandemi Covid19. Dengan demikian pihaknya mengaku akan terus kawal program ini agar berjalan sampai tuntas. Terlebih, proyek infrastruktur ini menjadi bagian janji Koster pada saat kampanye Pilgub 2018 lalu.
“Meski pandemi ada refocusing APBN, namun saya sudah berbicara dengan Pak Menteri PUPR, semua program Kementerian PU di Bali tidak ada yang terkena refocusing atau pengurangan anggaran. Sehingga diharapkan berjalan sesuai rencana,”ujarnya.
Dalam proyek tersebut juga dibangun Rest Area dan Monumen Ki Barak Panji Sakti, sebagai ikon utama. Moumen itu sudah selesai di digarap oleh Wayan Kastawan arsitektur dari Universitas Udayana. Rest area dan monumen Ki Barak Panji Sakti itu akan dibangun di tanah seluas 40 are tepatnya di shortcut titik 5 dan 6. Nantinya rest area tersebut, akan menjadi tempat beristirahat dan sebagai destinasi wisata bagi pengguna jalan untuk menikmati suasana jalan dan menikmati kuliner khas kabupaten Buleleng.
Sekedar informasi, shortcut titik 7A, 7B, 7C akan memangkas tikungan yang jaraknya rata-rata 200 meter. Sedangkan di shortcut titik 8 akan dibangun jalan sepanjang 1.380 meter, termasuk dua jembatan dengan masing-masing 100 meter dan 60 meter. Pembangunan titik shortcut ini pun dirancang dapat mempercepat laju kendaraan dari semula hanya 20 km/jam menjadi 60 km/jam.
Pembangunan fisik shortcut titik 3-4 dan titik 5-6 sudah selesai dilaksanakan tahun 2019, dengan anggaran sebesar Rp 325,9 miliar. Sedangkan pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan titik 8 sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 dengan anggaran Rp 145,6 miliar. Dengan demikian, Kementerian PUPR sudah mengalokasikan total anggaran Rp 471,5 miliar. |YS|