Singaraja, koranbuleleng com | Sedari pukul empat sore Gedung Kesenian Gede Manik telah dipadati pengunjung, Rabu 23 Februari 2022. Disana sedang ada pagelaran seni yang dilaksanakan disana. Pagelaran seni tersebut bertajuk Sangkara Festival yang diinisiasi oleh dua sanggar seni yang ada di kabupaten Buleleng yakni Sanggar Seni Anglocita Suara dan Sanggar Seni Suara Mustika dengan mengambil tema “Pupuk Benih Seni Budaya”.
Para penonton pun terlihat sangat antusias dengan penampilan tari baris tunggal yang ditampilkan oleh peserta lomba. Sesekali terdengar sorakan dan tepuk tangan dari penonton sebagai wujud apresiasi karena telah menampilkan tarian yang menakjubkan.
Tidak kalah semangat dengan peserta yang tampil di dalam, peserta yang ada diluar juga sangat semangat menantikan gilirannya untuk tampil. Namanya I Gusti Ngurah Arimbawa Lingkawi. Sembari menantikan giliran, ia juga mempersiapkan diri dengan riasan wajah dan kostum yang telah disediakan. Dia akan menarikan tarian baris tunggal.
“Sembari saya menunggu giliran saya juga mempersiapkan riasan wajah dan juga atribut kostum yang saya gunakan dalam menari” ujarnya.
Sementara itu Ketua panitia kegiatan Sangkara Festival Putu Aldi Filberta Harta Celuk S.Sn mengungkapkan bahwa kegiatan kali ini merupakan kegiatan Sangkara Festival pertama yang diadakan selama tiga hari yakni pada tanggal 22 Februari sampai dengan 24 Februari 2022 yang diikuti oleh komunitas dan sanggar seni se-Bali.
Kegiatan ini dilaksakan sebagai wujud prihatin terhadap kondisi kesenian Bali ditengah pandemi Covid19 yang sempat meredup. Ia mengaku selama ini seniman muda tetap giat berproses dengan tetap berlatih walaupun tidak ada wadah seperti pesta kesenian bali ataupun festival lainnya karena pandemi Covid-19.
Adapun perlombaan yang diadakan yakni lomba tari se-Bali yang meliputi tari taruna jaya, baris tunggal dan condong. Dan juga ada lomba kesenian se-Kabupaten Buleleng seperti lomba baleganjur, pengipuk reong dan kendang tunggal serta jauk manis dan kendang tunggal. Selain itu di hari terakhir akan penampilan parade gong kebyar mebarung antara sanggar seni anglocita suara dan sanggar seni suara mustika.
“Tempat pelaksanaan lomba dibagi dua yakni panggung utama yang bernama waya biya loka yang berada di dalam gedung, dan panggung diluar yang bernama wana loka” jelasnya.
Lanjut ia menjelaskan bahwa pengambilan tema pupuk benih seni budaya ini merupakan harapan bagi sangakara festival ini agar bisa menjadi sebuah penyubur bibit-bibit seniman muda supaya dapat mewujudkan visi mereka yaitu pengembangan, pelestarian, perlindungan, dan pemberdayaan.
“Dengan visi tersebut direalisasikan dengan salah satunya mengadakan seminar budaya tentang kebyar legong daunjung yang merupakan penggalian budaya lama yang direkontruksi lagi oleh para seniman muda Buleleng pada tahun 2020 lalu” Imbuhnya.
Kedepan pihaknya akan merencanakan sangkara festival ini diadakan setiap tahunnya secara rutin agar seniman yang ada di buleleng punya wadah dan tetap eksis terhadap kesenian bali supaya tidak tertinggal dari kabupaten lain di Provinsi Bali. Ia mengharapkan dengan adanya sangkara festival para seniman mampu mempersiapkan diri untuk memantapkan kemampuannya dalam bidang seni.
Sementara itu PLT Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng sekaligus Asisten Administrasi Umum Ir. Nyoman Genep, MT memberikan apresiasi atas kinerja dari penyelenggara dalam merealisasikan sangkara festival yang pertama dengan tema pupuk benih seni budaya. Hal ini merupakan salah satu upaya pelestarian seni budaya serta penggalian potensi-potensi bagi generasi muda untuk tetap berinovasi di bidang kesenian.
“Ini akan mensuport kelestarian seni budaya buleleng dan seni budaya bali, kami sangat memberikan apresiasi dan mudah-mudahan sangkara festival yang pertama ini dapat berkelanjutan sehingga semakin tumbuh generasi-generasi yang mampu membangkitkan seni budaya buleleng” Pungkasnya. |WK|