Singaraja, koranbuleleng.com │ KONI Buleleng mengumumkan perubahan juara lomba Gerak Jalan 45 Kilometer dewasa putra, Rabu 17 Agustus 2022. Koreksi ini dilakukan setelah ditemukan kesalahan penjumlahan oleh salah satu Juri pos. Kesalahan itu ditemukan setelah Panitia melakukan pengumuman secara resmi yang ditempel di papan KONI Buleleng. Kondisi itu akhirnya menggeser posisi Juara satu dan dua.
Sebelumnya, KONI Buleleng sudah merilis hasil lomba GJ 45 KM dewasa putra, Selasa 16 Agustus 2022. Panitia menetapkan sebagai Juara I adalah SMAN 1 Singaraja, kemudian disusul Juara II SMKN Bali Mandara, Juara III Undiksha Singaraja, Harapan I SMKN 3 Singaraja, Harapan II SMAN 2 Singaraja dan Harapan III SMA Taruna Mandara.
Namun setelah terjadi koreksi penghitungan nilai, terjadi pergeseran Juara I yang semula SMAN 1 Singaraja diganti oleh SMKN Bali Mandara. Sedangkan Juara II yang semula diraih SMKN Bali Mandara bertukar posisi dengan SMAN 1 Singaraja.
Ketua KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja didampingi Ketua Panitia Putu Nova Anita Putra menjelaskan, jika pada saat perhitungan nilai terjadi human error di pos 13. Juri pos keliru mengalikan nilai yang diraih oleh regu gerak jalan SMK Bali Mandara.
Seharusnya, pada pos 13 juri memberikan nilai 475, tertulis 425, sehingga ada selisih yang berpengaruh pada hasil keseluruhan. Dengan penyesuaian itu total nilai SMKN Bali Mandara yang semula 887,76 menjadi 888,26. Sedangkan SMAN 1 Singaraja total nilai 888,23. Ada selisih nilai 0,03 saja antara juara satu dan dua.
Persoalan itu pun diakui KONI Buleleng merupakan human error. Namun KONI Buleleng memutuskan untuk menetapkan juara dengan nilai terakhir, sebagai wujud transparansi penyelenggaraan.
“Kami sudah memutuskan tetap menggunakan perhitungan terakhir yakni SMKN Bali Mandara sebagai juara. Fakta ini merupakan transparansi kami. Kami tidak mungkin berbohong, untuk menutupi kebohongan kecil yang akan berdampak hal lebih besar,” katanya.
Wiratmaja bersama Panitia pun sudah menyambangi SMAN 1 Singaraja untuk menginformasikan koreksi nilai dari panitia lomba. KONI Buleleng pun sudah sempat bertemu dengan Kepala Sekolah, guru pembina dan siswa yang ikut menjadi peserta gerak jalan.
“Kami tentu juga menjaga perasaan mereka (SMAN 1 Singaraja) yang pasti kecewa dengan hal ini. Tetapi inilah kejujuran yang harus kami sampaikan. Kami dengan segenap kerendahan hati memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Buleleng atas ketidaknyamanan ini,” kata Wiratmaja.
Kedepannya untuk mengantisipasi hal serupa terulang kembali, KONI Buleleng berencana akan menyelenggarakan lokakarya khusus untuk teknis dan SDM yang akan dilibatkan dalam lomba gerak jalan sebagai ajang tahunan.
Juri yang dilibatkan pun kedepannya diwajibkan harus memiliki sertifikat, sebelum dinyatakan layak menjadi juri. Selain itu juga akan mempertimbangkan penghitungan cepat dengan basis teknologi atau aplikasi, yang tahun ini belum bisa terwujud karena masih keterbatasan SDM.│ET│