Singaraja, koranbuleleng.com, Saat ini, panen raya cengkeh sudah dimulai disejumlah pedesaan di Buleleng, beberapa diantaranya di Desa Banyuseri dan Desa Pedawa Kecamatan Banjar. Perkebunan cengkeh di kawasan ini tumbuh baik karena didukung alam yang subur serta cuaca yang bersahabat dengan tanaman cengkeh. Namun, dibalik itu petani di Desa Banyuseri dan Desa Pedawa juga melakukan pemupukan tanaman cengkeh dengan cara alami menggunakan kotoran kambing.
Kotoran kambing ternyata sangat baik sebagai pupuk organik untuk tanaman cengkeh. Salah satu petani di Desa Banyuseri, Ketut Asmara mengatakan pupuk dari kotoran kambing ini memicu pertumbuhan dengan baik.
Petani setempat menggunakan kotoran kambing secara langsung ditanaman perkebunannya tanpa terlebih dahulu melalui pengolahan.
Mereka menabur kotoran kambing dibawah pohon yang telah dibuatkan galian. Setelah menabur kotoran kambing digalian tersebut, mereka kembali menutupnya dengan tanah.
Menurut Asrama, manfaat kotoran kambing bisa meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan produktifitas tanaman, merangsang akar, batang dan daun, menggemburkan dan menyuburkan tanah, sebagai penyediaan hara makro dan mikro, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah serta mampu membentuk senyawa komplek dengan ikon logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi dan mangan.
Asrama mengaku dirinya tertular menggunakan kotoran kambing dari kolega petani di Desa Pedawa. Sejumlah petani cengkeh di Desa Pedawa konon lebih awal menggunakan kotoran kambing untuk dijadikan pupuk organik.
“Saya sebenanrya tertular dari teman-teman petani di Desa Pedawa. Awalnya, saya melihat tanaman cengkeh mereka tumbuh sangat subur, saat musim panen bunga cengkehnya juga sangat mekar. Mereka menggunakan pupuk kambing, saya ikuti. Ternyata memang ada perubahan walaupun baru menggunakan sejak lima bulan lalu,”ujar Asrama.
Dari pola ini, secara tidak langsung petani mengintegrasikan pertanian dan peternakan secara mandiri. Asrama sendiri kini memelihara puluhan kambing jantan dan betina. Baru-baru ini, seekor kambing betina telah beranak hingga menambah jumlah kambing peliharannya.
Penggunaan kotoran kambing sebagai pupuk organik juga diakui baik oleh salah satu petani dari Desa Pedawa, Nyoman Gara. Nyoman Gara sendiri mempunyai sekitar setengah hektar perkebunan cengkeh serta raian tanaman diperkebunanya. Seluruh tanaman di dalam perkebunannya mengunakan kotoran kambing sebagia pupuknya.
“Saya sendiri sudah lama menggunakan kotoran kambing. Perkembangan tanaman memang menjadi lebih bagus bila menggunakan kotoran kambing ini. Disi lain, secara ekonomi kita juga bisa memanfaatkan peternakan kambing sebagai mata pencaharian lain,” terang Gara.
Selain menggunakan kotoran kambing untuk pupuk, petani di kawasan ini juga menggunakan airkencing darikambing sebagai pupuk organic. |NP|