Singaraja, koranbuleleng.com| Suara gamelan khas Bali, telah berbunyi bertalu-talu di Klenteng Ling Gwan Kiong, area pelabuhan tua Buleleng, Sabtu 21 Januari 2023. Pertanda, akhir tahun Cina segera berakhir dan berganti tahun baru, tahun Kelinci air.
Umat Tri Dharma sejak pagi sudah ada yang melakukan persiapan persembahyangan untuk menyambut perpisahan tahun dan sambut tahun yang baru.
Gamelan khas Bali, baleganjur maupun angklung, adalah bagian khas saat perayaan Imlek setiap tahun di Singaraja. Itu pertanda jaman sejak dahulu kala, bahwa ada percampuran budaya Bali dan Cina dalam momen perayaan Imlek. Percampuran budaya ini menandai pula toleransi yang luhung dan terjaga hingga kini.
Ketua Majelis Rohaniawan (Matrisia) Buleleng Tantra Surya Negara mengatakan, persembhayangan dengan iringan angklung dan gong Bali ini merupakan percampuran tradisi antaran kebudayaan Bali dan Tionghoa. Dia pun tak mengetahui kapan pertama kali tradisi ini muncul. Namun, biasanya gamelan itu disumbangkan oleh umat di TITD Ling Gwan Kiong.
“Keberadaan ini sudah lama, masih saya kecil sudah ada. Gong biasanya dari umat yg berdonasi. Di tempat ibadah ini banyak juga umat Hindu yang sembahyang disini. Mungkin dulunya mereka berniat menyumbangkan keramaian kan tidak salah,” ujar Tantra, Sabtu, 21 Januari 2023.
Tantra menyebut, pada saat perayaan Imlek sejatinya banyak umat yang ingin menyumbangkan gamelan. Namun, karena hanya digunakan pada persembahyangan tutup tahun dan puncak Imlek, pihaknya pun hanya menggunankan dua gamelan angklung dan gong Bali setiap harinya.
“Maksimal ada dua, hari ini sama besok saja. Banyak yang mau nyumbang, tapi kita seleksi supaya tidak terlalu banyak jadi tidak bisa diatur,” kata dia.
Dalam perayaan tahun baru Imlek, TITD Ling Gwan Kiong sudah melakukan persiapan sejak seminggu belakangan. Dimana, tahap awal dilakukan dengan pembersihan di tempat ibadah dan membersihkan altar. Kemudian, sehari sebelum perayaan tahun baru Imlek, pada pagi hari umat Tionghoa akan melakukan persembahyangan tutup tahun. Selanjutnya pada pukul 00.00 Wita akan dilakukan Ciam Si atau ramalan untuk meminta nasib dan peruntungan pada setiap pergantian tahun.
“Nanti malam akan ada persembahan Barongsai. Persembahyangan pagi ini, rasa syukur kita telah dapat melawati tahun lunar. Kita bersyukur kepada yg maha kuasa bahwa semuanya sudah berjalan baik,” kata Tantra.|YS|