Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah didesak segera memperbaiki aliran sungai di wilayah Desa Banyupoh, kecamatan Gerokgak agar banjir bandang tak terjadi lagi. Lokasi tersebut memang sudah langganan banjir jika musim hujan.
Anggota Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya mengatakan, agar banjir tidak terjadi lagi pemerintah harus segera memperbaiki daerah aliran sungai. Mengingat kondisinya saat ini memiliki belokan yang terlalu tajam sehingga apabila air sungai mengalir deras, maka akan mudah meluber ke rumah warga.
Selain memperbaiki aliran sungai, ia juga meminta pemerintah membangun tanggul di wilayah hutan Desa Banyupoh untuk menahan tanah yang tergerus akibat hujan. Tanggul tersebut nantinya dapat ditanami pepohonan agar dapat menyerap air hujan
“Pemerintah dan warga harus duduk bersama membahas ini. Warga lebih baik mengorbankan sedikit lahannya agar pemerintah bisa meluruskan tikungan-tikungan sungai,” kata Ngurah Arya saat meninjau korban terdampak banjir bandang .
Banjir bandang di wilayah tersebut menurutnya murni karena penataan aliran sungai yang belum baik. Ia tidak sepakat bila banjir bandang ini dilicu digaan pembalakan liar di hutan.
Menurutnya, masyarakat di Desa Banyupoh sudah memperhatikan kelestarian hutan yang ada di desa tersebut. Hal ini juga terlihat dari jenis kayu gelondongan yang hanyut terbawa banjir, merupakan kayu-kayu yang sudah lapuk.
“Informasi bencana ini terjadi karena pembabatan hutan itu tidak benar. Karena kayu-kayu yang hanyut sudah lapuk,” imbuhnya.
Sementara Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengaku sudah meminta kepada OPD terkait untuk segera melakukan mitigasi titik-titik rawan terjadinya bencana.
Selain itu, masyarakat juga harus diedukasi agar tidak membuang sampah sembarangan.
Menurut Lihadnyana penataan aliran sungai menjadi tanggung jawab Balai Wilayah Sungai Bali-Penida.
“Kami akan koordinasi dengan BWS karena kewenangannya ada di mereka. Kalau pakai APBD bisa keok kita,” pungkasnya. |ET|
