Singaraja, koranbuleleng.com| Siapa yang tidak mengenal Jukut buangit (sayur buangit), jenis sayuran yang satu ini selalu menjadi primadona. Dari sisi aroma, sensasi serta cita rasa yang ditawarkan sudah tentu berbeda, sangat menggoda lidah masyarakat Buleleng. Di Buleleng, jukut buangit ini biasanya dijual di Peken atau Pasar Sangsit.
Makanan jenis sayuran ini sangatlah nikmat dilidah, apalagi jika ditambah beberapa cabe sehingga rasa pedasnya meningkat hingga beberapa level.
Yang jelas jukut buangit ini enak dikonsumsi tersendiri, jika disantap dengan nasi rasanya kurang pas. Banyak yang menyantap jukut buangit tanpa nasi dan memilih makan dengan selingan menu variasi lainnya seperti brengkes (pepes) bergedel jagung, palem udang juga menu telur dadar.
Di pasar tradisional sangsit, Jukut buangit tidaklah mahal. Dengan uang Rp.10.000 sudah dapat jukut buangit dengan menu variasi lainnya.
“Rasanya enak, kuah yang agak berasa kecut apalagi jika ditambah dengan gorengan kacang yang gurih sebagai pelengkap, sayur buangit selalu disajikan dalam kondisi panas,” jelas seorang penikmat jukut buangit, Putu Redana.
Menurut salah satu penjualnya di Pasar Sangsit, Ni Ketut Bagi, jukut buangit sudah dikenal di seluruh lapisan masyarakat, harganya pun tak menguras isi kantong.Dia menjual dengan harga satu mangkok kecil jukut buangit hanya Rp 2.000 hingga Rp 3000.
“Yang terpenting bagi saya, selain karena sudah dikenal banyak konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap, hal terpenting adalah saya bisa melestarikan salah satu masakan tradisional Buleleng ini,” ucap Ni Ketut Bagi.
Untuk persedian bahan baku jukut buangit, pedagang tersebut mengatakan, saat ini sudah tidak susah lagi mencarinya, dulu dirinya harus mencari ke parit-parit dan sawah untuk mendapatkan bahan baku tersebut. Saat ini sudah ada yang membudidayakan tanaman buangit di Desa Bungkulan. |NP|