Bule Australia Terlantar di RSUD Buleleng, Alami Gangguan Mental

Singaraja, koranbuleleng.com| Seorang perempuan Warga Negara (WN) Australia berinisial LCN, 37 tahun, terlantar di RSUD Buleleng. Bule tersebut mengalami gangguan mental hingga mengganggu pasien lain. Pihak rumah sakit pun disebut tak bisa melakukan rujukan, karena tak ada satupun keluarga dari bule tersebut bisa diminta sebagai penanggung jawab.

Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha mengatakan bule tersebut awalnya dibawa ke RSUD Buleleng, oleh warga lokal pada Sabtu 10 Agustus 2024 pagi, karena tidak sadarkan diri. Saat itu, LNC ditinggal seorang diri di rumah sakit.

- Advertisement -

Setelah menjalani perawatan, kondisi fisik dari bule tersebut sudah membaik. Namun, LNC diduga mengalami gangguan mental. Bule itu, disebut sering keluar kamar hingga membuat pasien terganggu. LNC juga disebut sering meminta sesuatu kepada keluarga penjaga pasien.

“Saat petugas kita meminta dia kembali ke ruangannya, dia mau masuk. Tapi dia teriak-teriak, namun tidak sampai melukai orang. Awalnya memang kesadaran menurun, itu sudah bisa kita tangani hingga kesadarannya membaik dan sudah bisa berjalan. Tapi sekarang persoalan pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan jiwa,” ujar Arya, Senin 19 Agustus 2024.

dr. Arya menyebut, pihak rumah sakit pun telah berusaha berkoordinasi dengan Dinas Sosial Buleleng dan Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja. Namun, karena LNC merupakan warga negara asing (WNA), Dinas Sosial tidak bisa memberikan pendampingan. Sementara, Imigrasi Singaraja disebut hanya memfasilitasi soal keimigrasian.

Agar bule tersebut bisa dirujuk ke rumah sakit jiwa, pihak rumah sakit kemudian berkoordinasi dengan pihak keluarga dan konsulat. Namun, dari pihak keluarga menyebut telah putus hubungan dengan LNC. Sementara, konsulat menyebut tidak memiliki tupoksi untuk menangani orang sakit. Untuk menghindari mengganggu pasien lain, bule tersebut pun kini ditempatkan di rumah khusus.

- Advertisement -

“Pasien perlu rujukan ke rumah sakit jiwa atau ke rumah sakit Prof Ngoerah karena ada penyakit komorbid. Tapi tidak bisa kita lakukan jadinya karena tidak ada pendamping. Sementara di sini sudah tidak bisa kami layani karena pasien ini memerlukan pusat layanan rumah sakit jiwa,” kata dia.

dr. Arya berharap, konsulat maupun kedutaan bisa memberikan penanganan kepada warganya. Mengingat saat ini bule tersebut, terlantar dan kehabisan uang. Selain itu, dia berharap pemerintah Indonesia bisa menerapkan aturan ketat bagi WN terutama yang ingin berlibur ke Bali. Sehingga kedepannya tidak ada kasus serupa, seperti yang dialami LNC.

“Kedepan kalau kita tidak lebih baik dalam hal aturan terhadap WNA ini, kita akan terus seperti ini. Dianggap kita ini bangsa yang gampang, nerima-nerima aja. Jangan dong. Kita harus tetap memiliki harga diri,” kata dia.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts