Singaraja, koranbuleleng.com |Banyak artis nasional seperti Marcel, Sandy Sandoro, dan Ras Muhammad memburu buah karya pemuda asal Kota Singaraja ini, padahal bahan bakunya terdiri dari bahan skateboard bekas yang rusak. Kaca mata keren ini dibikin oleh ES Working Wood Project!
Lahir dari tangan tangkas seorang Ketut Ngurah Eri Suanda, ES Working Wood Project ini sejak 2015 silam telah banyak melahirkan produk kriya yang berbahan dasar kayu yang berasal dari papan skateboard bekas. Ciri khas produknya sangat mudah untuk dikenali, sebab papan skateboard bekas yang memiliki lapisan berwarna-warni dan memiliki karakteristik unik bahan tersebut, yang dinilai dapat memberikan sentuhan khas pada setiap produk.
Asal-usul Eri menekuni kerajinan tersebut adalah saat membantu temannya menggarap tugas akhir kuliah. Memiliki hobi berseluncur di atas papan skateboard, Eri kemudian menyarankan temannya untuk membuat produk fashion berbahan dasar papan skateboard bekas.
Diputuskan, produk yang akhirnya dibuat adalah kacamata. Eri mengorbankan puluhan papan skateboard bekas untuk mendapatkan formulasi yang pas guna menciptakan kacamata dengan desain dan motif yang bagus, namun tetap memiliki daya tahan yang kokoh.
Tugas akhir temannya berakhir dengan lancar. Namun, Eri terpantik untuk mengembangkan lebih jauh produk tersebut menjadi bisnis yang menjanjikan. Apalagi, atas kecintaannya terhadap skateboard, dirinya juga ingin hidup dari skateboard. Atas dasar itu, produk yang dikembangkan meluas, selain kacamata, juga meliputi anting, cincin, hingga home decor.
“Awalnya, saya hanya membuat produk untuk membantu teman. Tetapi dari situ, saya melihat potensi besar dari limbah skateboard sebagai bahan utama produk kerajinan,” jelas Eri.
Tantangan terbesar baginya adalah pemasaran. Namun, Eri memaksimalkan penggunaan website dan sosial media untuk pemasaran. Sampailah produknya dikenal oleh seorang musisi yaitu Denny Frust. Produk kacamata Eri dipesan dan digunakan oleh Denny untuk manggung dan kontennya di sosial media.
Berkat itu, teman-teman dari Denny Frust yang juga kalangan musisi pun turut tertarik akan produk ES Working Wood Project, mulai dari Marcell Siahaan, Sandhy Sandoro, dan Ras Muhammad. Hingga kini, produknya telah memiliki reputasi baik yang tesebar luas di kancah nasional bahkan internasional.
“Karena keunikan dan bahan dari produk saya yang Limited Edition ini lah ketertarikan dari konsumen untuk memesan hingga kalangan artis nasional maupun konsumen dari mancanegara,”
Eri yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan suami istri Ketut Suryawan dan Upik Haznah ini mengungkapkan proses pengerjaan produk ini ini harus bergulat dengan papan skateboard bekas selama 3 – 4 hari. Mulai dari pemotongan pola sesuai dengan bentuk gagang yang diinginkan pembeli, menghaluskannya hingga tahap pengecatan dengan cat bening.
Berbicara mengenai harga produk, Eri mematok harga kacamatanya dalam rentang 850 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari desainnya. Eri memastikan setiap kacamata yang dia buat memiliki karakteristik yang unik, karena semua dibuat dengan tangan atau hand made. Namun, dari segi ketahanan Eri jamin, sebab menggunakan papan skateboard berbahan dasar kayu maple yang kuat dan tahan lama. Karakteristik yang melekat pada masing-masing papan skateboard bekas tersebut juga berbeda sesuai dengan artwork dari papan skateboard tersebut.
Dengan ketekunan dan semangat untuk menjaga lingkungan, Eri berharap produknya tidak hanya terus menambah nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar, tetapi juga mengharumkan nama Kabupaten Buleleng di kancah nasional dan internasional.
Pihaknya juga mengajak generasi muda khususnya Buleleng untuk tidak ragu mengembangkan kreativitas dan terus belajar tanpa batas. Bagi yang tertarik dengan karya unik ES Working Wood Project, produk-produknya dapat dipesan melalui akun Instagram mereka di @ES_workingwoodproject.
“Bagi teman-teman yang ingin belajar untuk berkreatifitas di bidang handicraft kayu ini silahkan bisa kontak saya serta bagi yang baru mulai salam berwirausaha harus tetap semangat gali potensi, dan jangan menyerah,” pesannya.