Singaraja, koranbuleleng.com| Pohon tumbang rusak dua rumah milik warga di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, dan Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, Senin, 9 Desember 2024. Akibat kejadian tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp18 juta.
Adapun kejadian pertama, menimpa rumah milik Luh Sartining, di Banjar Dinas Gunung Ina, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, sekitar pukul 08.30 WITA. Pohon intaran dengan diameter 80 Centimeter, menimpa rumah semi permanen berukuran 6×5 meter milik perempuan 59 tahun tersebut. Akibat kejadian itu, Sartining mengalami kerugian Rp15 juta.
Kemudian kejadian kedua, menimpa rumah Kadek Suijana warga di Banjar Dinas Abasan, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada, pada Senin, 9 Desember 2024 sekitar pukul 11.45 Wita. Dimana pohon Alpukat menimpa atap dapur milik korban Suijana. Akibat kejadian itu, Suijana mengalami kerugian sebesar Rp3 juta.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, dua rumah warga yang tertimpa pohon itu sudah mendapatkan penanganan oleh Tim Reaksi Cepat BPBD Buleleng. Pihaknya juga sudah melakukan asesmen ke lapangan untuk menghitung kerugian yang dialami oleh para korban. Asesmen ini nantinya sebagai laporan untuk pemberian bantuan korban.
“Tidak ada korban jiwa dalam kedua kejadian tersebut. Tim TRC-PB telah melaksanakan penanganan dan assessment di lokasi kejadian,” ujarnya dikonfirmasi, Selasa, 10 Desember 2024.
Disisi lain, cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Buleleng, selama pekan pertama Desember 2024 memicu puluhan kejadian bencana. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, tercatat sebanyak 46 kejadian bencana terjadi dalam periode ini. Kejadian tersebut didominasi oleh pohon tumbang, banjir, tanah longsor, hingga kerusakan infrastruktur lainnya.
“Beberapa wilayah seperti di Kecamatan Busungbiu, Banjar, Sukasada, dan Tejakula mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi yang melebihi ambang batas normal. Wilayah-wilayah tersebut menjadi zona yang harus diwaspadai terhadap potensi banjir dan tanah longsor,” kata Ariadi.
Ariadi menambahkan, untuk mengantisipasi risiko bencana yang lebih besar, BPBD Buleleng bersama instansi terkait telah melakukan berbagai langkah pencegahan, seperti sosialisasi kepada masyarakat, pemangkasan pohon di jalur rawan, serta menyiagakan personel dan peralatan penanggulangan bencana. (*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada