Singaraja, koranbuleleng.com| Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor H. Addin Jauharuddin mengatakan, siap mengikut sertakan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk menjaga kegiatan upacara keagamaan di Kabupaten Buleleng. Banser akan ikut serta dalam pengamanan bekerjasama dengan Pecalang yang dimiliki oleh desa adat.
Hal itu diungkapkan Jauharuddin saat melakukan kunjungan ke Puri Kanginan Buleleng, Senin, 12 Mei 2025 sore. Jauharuddin diterima langsung oleh Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Ngurah Parwata Panji.

Usai berbincang terkait sejarah Kerajaan Buleleng, rombongan kemudian melakukan kunjungan ke museum yang ada di dalam puri. Disana Jauharuddin melihat lontar yang ditulis menggunakan bahasa Arab. Dimana hubungan antara Puri dan umat Muslim di Buleleng memang sudah terjalin sejak ratusan tahun lalu. Dimana, sejak saat itu Hindu dan Muslim sudah hidup erat secara berdampingan.
Jauharuddin menyampaikan, harapannya agar kerukunan dan ketertiban antar umat ini terus terjaga. Hal itu juga sebagai penghormatan kepada para leluhur yang telah menjalankan kerukunan sejak dulu.
“Kami juga sadari Indonesia bisa besar dan utuh, karena ada peran para leluhur kerajaan Nusantara membentuk adat istiadat budaya cara berpakaian warna bahasa. Ketika Republik berdiri semua diserahkan ke Republik untuk dirawat dan dijaga,” kata dia.
Ia menyebut, untuk menjaga kesatuan Republik Indonesia harus dilakukan dengan bekerjasama dengan semua pihak. Sehingga Banser siap bekerjasama dengan pecalang dalam pengamanan upacara yang ada di Buleleng.

“Jika ada kegiatan teman-teman di Hindu panggil banser untuk bantu, atau sebaliknya ada kegiatan Ansor NU libatkan pecalang dan masyarakat Hindu disini. Sehingga Republik terus terjaga. Ansor dan Banser siap berkolaborasi dengan pecalang,” ucapnya.
Ditempat yang sama, Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Ngurah Parwata Panji mengatakan, umat Muslim di Buleleng sudah ada sejak tahun 1.718. Sejak saat itu, hubungan antar umat di Buleleng terus terjaga. Ia pun berharap, kerukunan umat beragama ini terus terjalin dengan kerjasama antara Banser dan Pecalang.
“Dari dulu sudah berkolaborasi. Sekarang kami berharap tetap ada hubungan yang baik. Pecalang dan Banser harus menjalin hubungan yang baik untuk melaksanakan tata kehidupan di Buleleng,” ujarnya.
Parwata Panji menyebut, pihaknya menolak keras adanya premanisme berkedok ormas. Hal itu disebut akan merusak tatanan adat istiadat di Bali. Dimana Bali, disebut sejak dulu telah mempunyai Pecalang sebagai pengaman adat.
“Kami menolak. Karena itu akan merusak tatanan adat istiadat di Buleleng khususnya Bali. Bali sudah punya pengaman adat yaitu Pecalang apalagi nanti berkolaborasi dengan Banser itu akan jadi lebih kuat. Kami Puri Buleleng menolak adanya preman berkedok ormas,” kata dia.(*)
Pewarta :Kadek Yoga Sariada