Denpasar, koranbuleleng.com | Komunitas House of Cartoon Mania (HOCA), yang digerakkan para pegiat dan pecinta kartun di Bali, mengambil langkah inovatif dalam melestarikan budaya dan lingkungan Pulau Dewata. Dengan mendigitalisasi aset kebudayaan Bali serta mengampanyekan penanggulangan sampah secara kreatif, HOCA menunjukkan dukungan nyata terhadap kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster.
Yere Agusto, pendiri HOCA, menyatakan bahwa komunitasnya sangat selaras dengan visi pelestarian budaya dan lingkungan yang diusung oleh Gubernur Koster. Dalam audiensi bersama Gubernur di Jaya Sabha, Kamis 15 Mei 2025, Yere menegaskan bahwa HOCA secara aktif menjalankan kebijakan tersebut dengan pendekatan khas mereka.

“Kami merasa sejalan dengan kebijakan pelestarian kebudayaan serta isu penanganan sampah dan pelestarian lingkungan seperti yang Bapak sering suarakan,” ujar Yere kepada Gubernur.
HOCA kini tengah mendorong penggunaan teknologi digital, termasuk Virtual Reality (VR), untuk menghidupkan kembali warisan budaya Bali di mata generasi muda. Menurut Yere, digitalisasi dilakukan terhadap karya seni, cerita rakyat, prasasti, dan peninggalan sejarah Bali agar lebih mudah diakses oleh publik, khususnya anak muda Bali.
Gubernur Bali Wayan Koster menyambut hangat inisiatif HOCA dan memuji langkah tersebut sebagai upaya cerdas untuk mendokumentasikan kekayaan budaya Bali yang jumlahnya sangat besar.
“Saya kira ini sangat bagus untuk mendokumentasikan aset kebudayaan kita yang jumlahnya ribuan,” kata Gubernur.

Didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof Arya Soegiartha, Gubernur Koster menjelaskan bahwa Bali memiliki lebih dari 1.700 desa adat yang masing-masing menyimpan kekayaan budaya tersendiri, diwariskan secara turun-temurun selama ratusan tahun. Ia juga menyoroti pentingnya pelestarian warisan budaya Bali yang kini tersimpan di luar negeri, termasuk di museum-museum Belanda.
“Jika bisa didokumentasikan dan dilihat oleh generasi muda lewat platform digital tentu baik sekali,” tegas Gubernur.
Melalui langkah ini, HOCA membuktikan bahwa pelestarian budaya tak harus berlangsung di ruang-ruang konservatif. Dengan kekuatan visual dan teknologi, warisan Bali bisa diangkat ke dunia digital tanpa kehilangan makna, sekaligus memperkuat edukasi lingkungan bagi masyarakat luas. (*)
Pewarta : I Putu Nova Anita Putra