DENPASAR, koranbuleleng.com | Di balik kesibukan kampus Universitas Udayana, khususnya Fakultas Kedokteran, lahir sebuah prestasi nasional yang membanggakan. Komang Yoga Kharan Deva (22), mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners, berhasil meraih Juara 1 dalam Original Research Scientific Poster Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI), pada 8–11 Mei 2025 di Bandung.
Yoga, yang sebelumnya dikenal aktif dalam basket dan organisasi kampus, mengejutkan banyak pihak dengan keberhasilannya di panggung ilmiah. Ini adalah debutnya dalam ajang akademik tingkat nasional.

Namun Yoga tidak berjalan sendiri. Ia membentuk tim bersama dua rekannya: Dewa Hadi, sesama mahasiswa, dan Ns. Rosdiana, perawat aktif di rumah sakit. Mereka bukan tim profesional riset, melainkan tiga sahabat dengan semangat belajar dan kolaborasi yang tinggi.
Mereka memilih fokus pada bidang keperawatan perioperatif—perawatan pasien sebelum, saat, dan setelah operasi. Isu-isu nyata di ruang bedah mereka angkat dalam penelitian berbasis bukti. Dengan bimbingan intensif dari Ns. Nyoman Agus Jagat Raya, S.Kep., MNS, mereka menyusun poster ilmiah yang kuat secara data dan menarik secara visual.
Yoga bertugas menyusun proposal dan menganalisis data, Rosdiana mengurus logistik dan pengumpulan data lapangan, sedangkan Dewa Hadi fokus merancang tampilan poster. Mereka membaca puluhan jurnal dari SINTA, SCOPUS, hingga PubMed dan ScienceDirect untuk menyusun materi ilmiah yang tepat sasaran.
Kolaborasi yang erat, komunikasi yang intens, serta pembagian tugas yang terstruktur membuat proses berjalan efektif, meski waktu mereka terbatas oleh jadwal akademik dan praktik klinis.

“Kami ingin poster ini tidak hanya ilmiah, tapi juga menarik dan komunikatif. Sehingga bisa dipahami orang awam,” kata Yoga. Hasilnya adalah poster yang tidak hanya menyampaikan data, tapi juga menjelaskan temuan secara sederhana dan visual.
Saat pengumuman pemenang, nama mereka dipanggil sebagai Juara 1. Yoga mengaku terkejut, namun bersyukur. Pengalaman ini membuatnya memandang riset sebagai sesuatu yang menyenangkan dan bermakna.
“Kalau kita meneliti sesuatu yang kita minati, prosesnya justru menyenangkan. Penelitian bisa jadi bentuk kontribusi nyata kami di bidang keperawatan,” ujar Yoga. (*)
Kontributor : Ketut Mita Ayu Kusumaningsih
Catatan : Berita ini ditayangkan untuk melengkapi tugas mata kuliah di STAH Negeri Mpu Kuturan, Singaraja. Tulisan ini telah melalui seleksi dan tahapan editing agar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Kami terbuka menerima tulisan hasil reportase dari mahasiswa dan harus mengikuti ketentuan/kebijakan redaksi kami.