Tabanan, koranbuleleng.com | Dari lereng tenang Gunung Batukaru, tepatnya di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, muncul sosok remaja inspiratif bernama I Putu Fredy Nanta. Siswa SMAN 1 Pupuan (Smansap) ini membuktikan bahwa anak desa juga bisa bersinar di panggung prestasi tingkat nasional.
Lahir pada September 2008, Fredy telah mengoleksi sederet penghargaan bergengsi baik di bidang akademik maupun non-akademik. Ia dikenal luas berkat kemampuannya dalam mapidarta, pidato Bahasa Bali yang menjadi ciri khasnya. Padahal, awalnya ia tidak menyukai pelajaran Bahasa Bali.

“Dulu saya tidak terlalu menyukai pelajaran Bahasa Bali,” ucap Fredy jujur.
Perubahan besar terjadi saat Fredy bertemu dengan guru Bahasa Bali di SMPN 6 Pupuan (Spensix). Sang guru melihat potensi besar dalam dirinya, lalu mulai mengarahkan Fredy untuk terjun ke dunia mapidarta. Hasilnya luar biasa. Fredy sukses menjuarai Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Kabupaten Tabanan pada tahun 2023, menyabet posisi Runner Up di tingkat Provinsi Bali, dan melaju hingga ke panggung nasional. Ia juga meraih gelar Harapan 3 dalam ajang Pidarta Bahasa Bali KMHDYBV Undiksha tahun 2024. Selain itu, kemampuannya dalam berbahasa juga membawanya menjadi juara lomba Ngwacen Puisi Bali Anyar di Bulan Bahasa Bali 2024.
Tak hanya dalam berpidato, Fredy juga dikenal multitalenta. Ia memenangkan Juara 1 Lomba Video Inspiratif Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Pupuan (2023), Juara 2 Video Edukasi SMK Bali Medika (2024), dan Juara 3 Reading Poetry dalam ajang Inspiration Undiksha (2024). Ia juga mencetak prestasi sebagai juara lomba resensi buku dan public speaking di sekolahnya.
Kemampuan berpikir kritis dan logisnya pun membuahkan hasil. Fredy meraih Juara 2 Lomba Artikel Perpajakan Etaxpreneur di Unmas Denpasar (2024), serta Juara 3 Lomba Membuat Obat Tradisional dalam kegiatan Kemah Penegak SMAN 1 Pupuan. Sejak duduk di bangku SMP, ia langganan menjadi juara kelas, dan kini berhasil menyandang gelar Juara Umum Semester 1 di kelas 10 SMAN 1 Pupuan.

Di tengah jadwal akademik dan lomba yang padat, Fredy tetap aktif berorganisasi. Ia kini menjabat sebagai Sekretaris OSIS SMAN 1 Pupuan, aktif sebagai anggota Pramuka dan Forum Anak Daerah Tabanan, serta pernah menjadi Bagus Spensix dan Bagus Smansap. Bagi Fredy, organisasi adalah ruang belajar yang memperkuat tanggung jawab, kerja sama tim, dan kemampuan kepemimpinan.
Di era digital saat ini, Fredy juga menunjukkan kesadaran akan pentingnya personal branding. Ia mengelola media sosial pribadinya secara rapi untuk menampilkan karya, dokumentasi capaian, serta menyebarkan inspirasi kepada sesama pelajar. Di luar akademik, Fredy menikmati dunia traveling, desain grafis, editing video, dan menonton film. Ketertarikannya pada bidang komunikasi dan audio visual membuatnya mantap menatap masa depan sebagai public speaker profesional.
Namun di balik semua prestasi dan aktivitasnya, Fredy selalu menyebut sang ibu, Ni Wayan Herdina Yanti, sebagai sosok paling berpengaruh dalam hidupnya. “Ibu adalah guru kehidupan saya. Ibu selalu mengajarkan saya bahwa yang terpenting itu kerendahan hati dan kejujuran,” ucapnya.
Nama Fredy Nanta mungkin belum banyak dikenal di luar wilayah Pupuan. Namun dari sebuah desa di kaki Gunung Batukaru, semangatnya menembus batas kabut, membawa pesan kuat bahwa anak desa pun bisa menembus panggung nasional lewat ketekunan, konsistensi, dan nilai-nilai keluarga yang ia pegang teguh. (*)
Kontributor : Ni Made Linda Swastini
Catatan : Berita ini ditayangkan untuk melengkapi tugas mata kuliah di IAHN Negeri Mpu Kuturan, Singaraja. Tulisan ini telah melalui seleksi dan tahapan editing agar sesuai dengan kaidah jurnalistik. Kami terbuka menerima tulisan hasil reportase dari mahasiswa dan harus mengikuti ketentuan/kebijakan redaksi kami.