Singaraja, koranbuleleng.com | Rumah milik seorang petani cengkeh, Komang Buda Sariasa (41) di Dusun Pudeh, Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng terbakar Selasa 5 Oktober 2016 dinihari. Salah satu penghuni rumah alami luka bakar saat menyelamatkan anggota keluarganya yang lain. Kerugian materi yang dialami korban dalam peristiwa tersebut ditaksir mencapai sekitar Rp 400 juta.
Saat kebakaran terjadi, salah satu penghuni rumah Komang Tri Sutama Yasa mendengar suara ledakan di salah satu sudut bangunan rumah dan bergegas membangunkan seluruh penghuni rumah yang saat itu masih tertidur pulas.
Komang Tri Sutama Yasa menceritakan saat dirinya tertidur mendengar suara ledakan dari salah satu ruangan, dan bergegas melihat asal suara tersebut.
“Duuuaarrrr, ledakannya sangat keras, saya kira itu ledakan dari tower yang berada di sebelah timur rumah, saya pun lantas berteriak sekencang-kencangnya agar bapak dan memek (ibu) terbangun,” ungkapnya.
Teriakan putra Tri membangunkan membangunkan seisi rumah, saat kejadian ada sekitar tujuh orang dalam rumah yang memiliki empat kamar tidur.
“Pak, Pak umahe puuunnn, Pak bangun pak, (pak rumahnya hangus, pak bangun), teriakan keras putra kami, membuat kami tersadar, saat itu rumah sudah dilahap kobaran api yang sangat besar, ketika kebakaran itu terjadi rumah dihuni sekitar tujuh orang,” ujar Komang Buda Sariasa pemilik rumah.
Tak ada barang apapun yang bisa diselamatkan saat kebakaran itu terjadi, bahkan cengkeh kering siap jual dengan jumlah mencapai enam kuintal lebih, ludes terbakar. Kerugian yang dialami pemilik rumah cukup besar mengingat harga cengkeh yang saat ini dipasaran cukup mahal.
“Barang yang ikut terbakar saat itu diantaranya, TV, pakaian, perhiasan emas, surat surat kependudukan, STNK dan sertifikat tanah, uang tunai senilai Rp 10 juta serta lebih dari 600 kilogram cengkeh kering yang sudah siap untuk dijual. Beruntung semua keluarga selamat, dan saya hanya menderita luka bakar ringan pada betis kiri ketika berusaha mengeluarkan anak-anak dari kepungan api.” jelasnya.
Saat kebakaran, masyarakat yang berusaha membantu memadamkan api juga kesulitan dalam memadamkan api tersebut. Hal ini disebabkan posisi rumah yang berada di ketinggian.
Nyoman Sumanada, salah seorang warga setempat menyebutkan, peristiwa kebakaran ini berlangsung cukup singkat. Kobaran api dengan cepat menjalar dan membakar seisi rumah, hal ini dikarenakan sebagian bahan bangunannya terbuat dari kayu.
“Api baru bisa dipadamkan pada pukul 03.15 WITA, Warga bersama-sama bergerak cepat dengan membuka aliran air subak yang ditampung dalam sebuah bak yang tepat berada diatas rumah agar api tidak merembet lebih luas, memakai alat seadanya. Petugas pemadam sendiri tiba di lokasi setelah api mulai padam, mungkin karena lokasinya yang sulit dijangkau pak,” ujar Sumanada.
Sementara itu, Kapolsek Kubutambahan AKP Komang Sura Mariantika mengungkapkan penyebabnya masih diseldiki lebih dalam dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Tidak ada korban jiwa, Salah satu pemilik rumah mengalami luka bakar ringan dalam peristiwa kebakaran ini. Saat ini anggota kami masih melakukan pendalaman di lokasi kejadian dibantu tim forensik Polres Buleleng,” ungkap Kapolsek Kubutambahan AKP Komang Sura Mariantika. |NH|