Singaraja, koranbuleleng.com | Anggota DPRD Buleleng , Ketut Ngurah Arya dan Perbekel Gerokgak Putu Mangku memberikan klarifikasi ke Panwaslih Kabupaten Buleleng terkait laproan intimidasi dalam proses verifikasi faktual ulang yang telah dilaporkan oleh beberapa tim pendukung bakal pasangan calon Surya.
Awalnya, Perbekel Desa Gerokgak, Putu Mangku yang terlebih dahulu diperiksa oleh anggota Panwaslih Buleleng, Putu Sugi Ardana setelah itu Ketut Ngurah Arya alias Arya Bodo. Perbekel memberikan klarifikasi karena sebelumnya dilaporkan oleh Wayan Sukrada alias Arif, sementara Ngurah Bodo dilaporkan oleh I Gusti Bagus Adi Suartana alias Gatot. Selama proses klarifikasi, keduanya juga didampingi seorang kuasa hukum, Eko Sasikirono.
Baik Perbekel Putu Mangku maupun Ngurah Bodo membantah tudingan intimidasi tersebut. Perbekel Gerokgak Putu Mangku mengaku dirinya sering datang ke rumah warganya untuk berbincang ataupun untuk silaturahmi.
Menurutnya, wajar jika seorang perbekel datang ke rumah warga selain untuk monitoring situasi dan kondisi juga menyerap aspirasi masyarakat.
“Saya memohon kepada warga agar warga mau sama-sama membantu membangun Desa Gerokgak, agar tercipta suasana yang kondusif. Memang betul saya ada di rumah warga, dan itu sering saya lakukan. Cuman saya sama sekali tidak menyinggung soal pilkada. Yang mengagetkan, saya dibilang melakukan intimidasi,” tegas Mangku.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ngurah Bodo usai menjalani klarifikasi. Arya Bodo mengaku sempat menelpon Gusti Gatot agar datang ke rumahnya. Gusti Gatot sendiri dikenal sebagai pegawai kontrak di Kantor Sedahan Gerokgak. Dalam pengakuan Arya, Gusti Gatot bersama seseorang bernama Beratha, bertemu dengan warga bernama Widia.
“Pak Widia itu adalah orang yang habis diverifikasi faktual, diberi iming-iming uang Rp 1 juta untuk mengubah dukungan menjadi MS (memenuhi Syarat, Red). Saya memanggil, karena dia itu tetangga dan dia pegawai kontrak di Kantor Sedahan Gerokgak. Saya merasa wajib memberitahukan agar jangan sampai efek politik ini berimbas kepada beliau,” katanya.
Arya membantah dirinya melakukan intimidasi secara fisik. “Apa yang saya sampaikan pada dia itu tidak ada intimidasi, mengancam, tidak ada. Awalnya saya tidak tahu dia tim Surya, kalau tahu ya sudah saya biarkan saja,” terang Ngurah Bodo.
Ngurah Arya juga menerangkan bahwa keberadaan Putu Agus Suradnyana dirumahnya dalam situasi yang normal-normal saja. Agus, kata Ngurah Bodo sudah biasa berkunjung ke rumahnya. Kebetulan, beberapa hari lalu dia juga usai berkunjung ke salah sau koleganya.
“Setelahitu Dia (agus, red) berkunjung ke tempat saya. Masak ikan kerapu, sudah biasa. Acaranya santai. Saat itu saya di depan rumah dengan Dia (Gusti Gatot, Red) komunikasi berdua. Beliau (Agus Suradnyana, Red) tidak tahu saya bicara dengan siapa dan apa yang saya bicarakan,” kata Ngurah Arya.
Sementara itu, Komisioner Panwaslih Buleleng Putu Sugi Ardana mengatakan Panwaslih Buleleng memeriksa para terlapor dalam kaitan laporan dugaan intimidasi, dalam verifikasi faktual ulang yang berlangsung pada 9 -11 November 2016 lalu.
Panwaslih Buleleng juga memeriksa Made Suarsana alias Anggur, warga Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa. Anggur dilaporkan oleh Elias Elo karena diduga melakukan intimidasi saat verifikasi faktual ulang berlangsung di Kelurahan Banjar Jawa. |NP|