Singaraja, koranbuleleng.com | Sejumlah kios pedagang alami kerusakan karena diterjang gelombang tinggi di Pantai Desa Ume Anyar, Kecamatan Seririt, Senin 19 Desember 2016. Selain itu, gelombang tinggi ini menyebabkan wilayah pantai menjadi abrasi cukup panjang. Beberapa hari terakhir, gelombang tinggi menerjang kawasan pantai utara.
Menurut salah satu warga, Kadek Suarwijaya mengungkapkan gelombang tinggi menerjang hingga daratan merusak sejumlah bangun kios milik pedagang. Ada 10 kios pedagang, namun yang alami kerusakan parah sebanyak 7 kios.
“Beberapa hari ini gelombang memang cukup tinggi, hujan dan angin. Cuaca kurang bersahabat. Kios-kios yang alami kerusakan ini karena gelombang tinggi dan mencapai daratan,” ujar Suarwijaya.
Menurut sejumlah informasi di lokasi kejadian, selain gelombang tinggi juga sempat terjadi hujan dan angin. Suasananya sangat mencekam, karena buliran air dari gelombang serta pasir terbang hingga sampai mendekati areal pertanian.
Perbekel Desa Uma Anyar, Putu Edy Mulyana mengungkapkan kerusakan akibat bencana gelombang ini diperkirakan mencapai Rp.75 juta. Bangunan kios yang rusak tersebut milik Desa Adat Uma Anyar yang disewakan kepada warga setempat.
“Nanti kita adakan pertemuan dulu, kemungkinan akibat kerusakan ini akan diperbaiki oleh desa adat. Nanti akan ada paruman dulu untuk kepastiannya,” ujar Edy Mulyana.
Edy mengatakan tinggi gelombang pada saat kejadian menghancurkan bangunan mencapai 2,5 meter hingga 3 meter dan sampai ke daratan hingga sepanjang tiga meter lebih. Tinggi gelombang yang menghantam daratan ini membuat pantai ini menjadi abrasi sepanjang kurang lebih 20 meter.
Dari pihak desa belum melaporkan hal ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, namun secepatnya akan dibawa ke BPBD Buleleng.
Longsor Nyaris Timbun Rumah Warga Lemukih
Di desa Lemukih, Kecamatan Sawan juga terjadi bencana longsor akibat hunan dan angin kencang kemarin. Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, menyebabkan tanah longsor dan nyaris menimbun sebuah rumah milik warga setempat, .
Pantauan koranbuleleng.com di lokasi, hingga saat ini material longsor berupa tanah dan bebatuan masih menimbun sebagian halaman rumah Ketut Suta (73) warga Banjar Dinas Nangka. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini
Ketut Suta mengatakan bahwa longsor dipicu hujan deras yang mengguyur kawasan Desa Lemukih yang berlangsung seharian penuh. Awalnya, dikejutkan dengan suara gemuruh dari arah jalan raya, yang berada di atas rumahnya. Benar saja, tanah tegalan setinggi sekitar empat meter milik Gede Gara tiba-tiba longsor bersamaan dengan hujan deras.
“Braak, suaranya bergemuruh. Malam itu kami sedang menonton televisi bersama keluarga. Untung rumah kami tak sampai tertimbun longsoran malam itu,” jelas Suta.
Menurut Kepala Desa Lemukih Ketut Budiarta, Penyebab longsor kemungkinan karena tanah labil yang dipicu hujan deras sejak pagi hingga malam hari kemarin. Tanah tegalan yang disender secara terasering itu tidak kuat menahan kikisan air hujan yang terus menerus menggerus dasar senderan.
“Senderan itu dibangun sekitar dua bulan lalu. Tingginya sekitar empat meter dengan panjang senderan sekitar 15 meter. Untuk kerugian belum bisa kami hitung,” ungkap Budiarta.
Pria yang telah dua kali menjabat Kepala Desa tersebut juga berencana akan melaksanakan gotong royong bersama Tim relawan tangguh bencana Desa Lemukih dibantu warga setempat membersihkan material longsor.
“Rencananya besok pagi dilaksanakan gotong royong membersihkan batu dan gundukan tanah yang menimbun halaman rumah Pak Suta,” ungkapnya.
Pihaknya pun telah melaporkan musibah tersebut kepada instansi terkait. Bahkan Camat Sawan Sawan juga meninjau lokasi musibah pada pagi tadi. |tim|