Singaraja, koranbuleleng.com | Berbagai benda peninggalan yang dipajang di museum Buleleng harus dipindahkan ke gudang lantaran kini gedung yang digunakan sebagai museum ini akan dimanfaatkan untuk Kantor Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng.
Dari pantauan koranbuleleng.com beberapa pegawai Museum Buleleng melakukan pemindahan terhadap sejumlah isi warisan purbakala yang ada di dalam Museum Buleleng, Selasa, 10 Januari 2017. Hal itu dilakukan lantaran pihak Dinas Kebudayaan Buleleng juga melakukan pemindahan dan penataan kantor baru di museum itu.
Sejumlah barang purbakala seperti Pengogongan untuk alat upacara Bhuta Yadnya, Mesin Ketik, Radio peninggalan sejarah pada zaman kolonial, serta sejumlah lukisan raja Buleleng, termasuk juga silsilah raja Buleleng dan buku cacatan terpaksa harus dipindahkan ke sebuah gedung kecil yang selama ini untuk kantor pengelola museum, tepatnya berada di sebelah timur bangunan utama Museum.
Lantaran kondisi bangunan yang kecil, pengelola museum pun meletakkan barang tersebut seadanya. Nampak sejumlah lukisan tergeletak dan tertumpuk dilantai. Sementara untuk mesin mesin kuno ditempatkan diatas sebuah meja.
Kepala Museum Buleleng I Wayan Santika sangat menyayangkan hal ini. Ia pun mengaku tidak keberatan jika Pemerintah kabupaten Buleleng menarik kembali asset gedung yang selama ini di pinjamkan kepada pihak pengelola Museum Buleleng. Namun ia pun meminta penarikan asset itu harus melalui surat yang resmi.
“Ini dulu peminjaman gedung ini secara resmi melalui SK Bupati Buleleng, jadi kami harap kalau memang asset ini mau ditarik kembali harus secara resmi juga. Kalau seperti sekarang ini caranya kan seolah olah assetnya sudah ditarik, tapi kami belum terima suratnya. Kayak penodongan lah istilahnya,” ujar Santika.
Menurut Kepala Museum Buleleng Wayan Santika, Museum Buleleng ini merupakan sentral pariwisata dunia. Museum ini juga kerap menjadi tempat penelitian untuk siswa dan mahasiswa.
Sehingga Santika pun berharap agar Pemerintah kabupaten Buleleng bisa kembali memfasilitasi gedung yang refresentatif untuk memamerkan kembali barang purbakala yang ada di Museum Buleleng.
“Museum Buleleng ini museum purbakala, bukan museum artshop. Jadi barang barang yang ada disini pun harus dijaga karena akan dijadikan bahan penelitian. Karena Museum ini juga sebagai pelestarian budaya Bali Utara,” tegasnya.
“Kondisi barang-barang di museum juga sudah sangat rapuh. Jadi kami berharap agar ada solusi dari Pemkab untuk tempat yang baik, sehingga barang purbakala ini tidak perlu dipindahkan lagi. Takutnya, semakin sering barangnya dipindah pindahkan, akan merusak kondisi barang,” imbuh Santika.
Lantaran Kondisi barang purbakala di Museum Buleleng yang belum tertata, ditambah dengan kondisi bangunan yang kecil, Pihak Pengelola pun memutuskan untuk menutup aktivitas kunjungan ke Museum Buleleng untuk sementara, sambil menunggu lokasi yang baru.
“Kami tutup dulu sementara. Kan malu kalau diketahui penyimpanan barangnya malah seperti ini. Tempatnya juga kecil,” Jelasnya.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng Putu Tastra Wijaya menyarankan agar pengelolaan Museum Buleleng diserahkan Kepada Pemkab Buleleng. Sehingga segala bentuk bantuan oprasional untuk kebutuhan Museum lebih mudah dilakukan.
“Lebih baik pengelolaan diserahkan ke Pemkab Buleleng saja. Karena toh pegawainya sudah digaji pemkab. Kami juga sudah pernah bersurat kepada pihak yayasan, tapi belum ada jawaban. Karena kami lihat yayasan juga sulit membiayai oprasional,” katanya.|RM|