Singaraja, koranbuleleng.com| Nasib naas dialami Wayan Suarca (49) warga Dusun Pucaksari, Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Ia harus meregang nyawa setelah ditembak oleh seorang pria yang belakangan diketahui masih merupakan sepupunya sendiri, I Ketut Agustina (36) alias Nyengkrut di kawasan yang biasa disebut warga setempat dengan nama pangkung bebek, Jumat, 27 Januari 2017.
Dari pengakuan pelaku terungkap bahwa kejadian itu bermula saat pelaku, Ketut Agustina hendak mencari kayu yang akan diolah menjadi arang. Saat itu, pelaku ditemani tiga orang warga lainnya yakni Nyoman Pasek Sugiarta (37), Putu Andre (35) dan Putu Yoga Widya Putra (21).
Menurut pengakuan Agustina saat diperiksa di hadapan penyidik, insiden itu terjadi sekitar pukul 09.00 wita. Untuk menjaga diri, ia selalu membawa senapan angin ketika hendak mencari kayu arang. Konon, kawasan pangkung bebek dihuni kawanan monyet.
Dalam perjalanan itu, sepintas pelaku pun melihat rupa seekor monyet diatas sebuah pohon cengkeh. Hingga ia kemudian berlari mengejar hewan tersebut dan meninggalkan tiga orang teman lainnya dengan alasan untuk menembak monyet tersebut. Posisi pohon kelapa yang dinaiki Wayan Suarca berjarak 25 meter dan berada di balik rerimbunan pohon cengkeh.
“Jarak korban saat itu sekitar 25 meter. Tidak sengaja, karena pohon disana sangat rimbun, apalagi cuaca sedang berkabut,” jelasnya.
Setelah peluru dilepaskan, sejurus kemudian terdengar seperti suara benda terjatuh. Lalu tanpa basa basi ia pun langsung bergegas menghampiri lokasi asal suara yang berada direrimbunan pohon cengkeh di lahan milik Olas. Namun setibanya Agustina di lokasi, ia pun sangat terkejut setelah melihat sesosok tubuh dalam posisi tertelungkup dan bersimbah darah.
Kemudian, ia pun berusaha meraih tubuh tersebut. Agustina pun terbelalak ketika mengetahui, ternyata sasaran yang ia tembak bukanlah seekor monyet melainkan Wayan Suarca yang masih merupakan sepupunya sendiri.
“Peluru 4,5 milimeter itu tepat mengenai kepala bagian belakang Wayan Suarca,” ungkapnya.
Perasaannya pun panik, dan beberapa saat ia pun terdiam. Sebelum akhirnya berteriak meminta bantuan. Hingga tiga temannya itu pun segera menghampirinya.
“Saya langsung melaporkan kejadian ini ke pos polisi Tegal Asih yang berlokasi desa pucak sari. Dan menyerahkan diri beserta barang bukti berupa senapan angin beserta beberapa butir sisa peluru,” tutupnya.
Terpisah, Wayan Guliarti (31) istri Agustina yang saat ini sedang hamil empat bulan mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa itu terjadi dirinya sempat memiliki mimpi buruk. Rumahnya mendadak dihancurkan oleh orang yang tak dikenal, bahkan dalam mimpinya itu ia melihat beberapa orang membawa perabotan seperti palu dan linggis.
“Mimpi itu saya alami dinihari tadi, tepat sebelum kejadian,” singkatnya.
Guliarti pun kini mengaku pasrah dan tak bisa berbuat apapun atas kejadian yang menimpa suaminya.
Kapolsek Busungbiu, AKP Nengah Muliadi, insiden yang terjadi menimpa korban Nyoman Suarca tersebut memang murni karena kelalaian dari pelaku Ketut Agustina yang tidak menyadari kalau sasaran yang dia tembak itu meleset dan mengenai Nyoman Suarca.
“Jadi saya luruskan, ini bukan aksi penembakan, kalau aksi penembakan kesannya kan disengaja. Namun ini tidak hanya tertembak. Ini kelalaian karena tidak disengaja. Masalahnya pelaku melihat seekor monyet buruan. Tapi ketika dibidik meleset, dan mengenai korban” ujar Nengah Muliadi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis yang sempat ke TKP, ternyata peluru yang ditembakkan tersebut mengenai tepat di belakang kepala Nyoman Suarca.
“Setelah di cek ternyata peluru masih bersarang di kepala Nyoman Suarca, dan keluarga menolak untuk dilakukan outopsi” imbuh Muliadi.
Karena perbuatannya, pelaku Ketut Agustina diganjar pasal 360 dan 359 dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun, karena kelalaian mengakibatkan hilangnya nyawa orang.|NH|