Singaraja, koranbuleleng.com| Akses jalan penghubung desa terputus setelah di terjang luapan banjir Tukad Les. Selain jalan desa, banjir juga memporak porandakan fasilitas umum berupa pipa distribusi jairngan air bersih Desa Les, Kecamatan Tejakula. Konon air bah yang menerjang kawasan tersebut berasal dari hulu sungai yang berada di perbatasan Kabupaten Bangli.
Di lokasi bencana, terdapat dua titik jalan yang putus dengan kedalaman antara satu hingga dua meter. Sungai kecil yang selama ini sudah menjadi sahabat, hingga menemani aktifitas warga sehari-hari, kini terlihat amat garang. Air keruh berwarna coklat dan aliran sungai yang dulunya hanya sebatas lutut kini datang membawa air bah, tanpa ampun menyeret apa saja yang menghalangi alirannya.
Jalan penghubung yang berada di tengah kawasan padat penduduk tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan antara Dusun Selonding dengan Dusun Kawanan itu pun berubah menjadi aliran sungai setinggi perut orang dewasa.
Menurut warga, putusnya jalan yang menghubungkan dua dusun itu terjadi pada Rabu, 8 Februari 2017 sekitar pukul 23.00 wita. Sebelum air bah di tukad Les langsung menerjang badan jalan hingga menyebabkan badan jalan terputus, kawasan itu memang sejak pagi diguyur hujan lebat disertai angin kencang.
“Putusnya jalan itu diketahui sekitar pukul 23.00 wita, ada warga yang melintas menginformasikan kalau jalan itu tidak bisa lagi dilalui kendaraan roda dua. Kebetulan warga itu datang dari acara undangan tiga bulanan” kata Gede Mandiarsa warga Dusun Kawanan.
Sementara itu, Kepala Dusun Kawanan, Ketut Maya saat ditemui menjelaskan bahwa jalan penghubung desa yang dibeton tersebut sebelumnya berbentuk cekung. Namun, setelah diterjang banjir, beton jalan itu pun telah lenyap dibawa derasnya arus air yang melintasi jalan tersebut.
“Panjang jalan beton itu kurang lebih sekitar 20 meter dengan lebar dua meter. Jalan penghubung desa yang putus ada dua titik berjarak sekitar 10 meter, semuanya mengalami kerusakan cukup parah,” ujar Ketut Maya.
Menurut Ketut Maya, air bah yang menerjang kawasan itu berasal dari sumber mata air yang berhulu di kawasan Kabupaten Bangli.
“Hulu tukad Les ini dua, ada dari subaya dan batik. Makanya disini ada yang namanya tukad mecanggah, ketika semuanya bermuara di tukad les air itu sangat besar hingga menimbulkan bencana,” terangnya.
Dijelaskan kembali, terputusnya badan jalan itu sangat berdampak bagi warga desa les yang terbagi menjadi sembilan dusun. Lantaran jalan itu merupakan akses utama menuju setra (kuburan) desa les yang terletak di dusun selonding. Sementara ini, warga desa les terpaksa harus memutar arah mencari jalan alternatif.
“Biasanya cukup ditempuh satu kilometer, namun saat ini warga harus memutar lewat selatan desa sejauh dua setengah kilometer. Kasihan anak-anak dari dusun selonding yang bersekolah di SD Negeri di Kawanan,” tambahnya.
Ia mengaku akan segera memasang rambu lalu lintas himbauan dilarang melewati jalan tersebut. Dengan demikian, masyarakat yang tidak mengetahui jika jalan itu putus agar tidak melintas untuk menghindari musibah yang tidak diinginkan. Musibah ini pun telah dilaporkan kepada Kepala Desa setempat agar segera mendapatkan penanganan.
“Jalan yang putus hampir tidak terlihat, karena masih penuh air. Sebagian jalan juga masih terendam banjir,” ungkapnya.
Dampak lain yang ditimbulkan selain hanyutnya jalan penghubung desa, yakni perpipaan desa sebagai sumber utama pasokan air bersih. Ribuan kepala keluarga di Desa Les terancam mengalami krisis air bersih.
Sementara ini, warga Dusun Kawanan yang berjumlah sekitar 362 KK dengan jumlah 1060 jiwa mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi.
“Saat ini, kami masih bisa mengandalkan air hujan. Pipa spamdes 28,5 dim yang bersumber di kemuning semuanya porak-poranda diterjang air bah, perbaikan butuh dana ratusan juta,” tutupnya. |NH|