Singaraja, koranbuleleng.com | Lapangan umum Desa Panji, Kecamatan Sukasada menjadi lokasi permainan tradisional Megoak-goakan yang digelar oleh ratusan truna-truni Desa Panji, Kecamatan Sukasada, pada hari Ngembak Gni, Kamis 29 Marert 2017. Ratusan warga desa setempat juga ikut larut menyaksikan tradisi yang terinspirasi dari kejayaan Ki Barak Panji Sakti, Raja Buleleng pertama.
Megoak-goakan ini adalah permainan tradisional yang dipengaruhi oleh sejarah masa lalu, saat Raja Buleleng pertama, Anglurah Ki Gusti Barak Panji Sakti menggempur daerah Blambangan dengan pasukan elitnya yang disebut Pasukan Goak. Pasukan Goak inilah yang mengantarkan kemenangan bagi Panji Sakti.
Karena itulah, untuk melestarikan nilai-nilai sejarah itu, warga Desa Panji selalu memainkan permainan tradisional megoak-goakan ini setiap hari ngembak gni. Sebelum megoak-goakan ini dimainkan, warga desa terlebih dahulu melakukan upacara atau ritual mepiuning di Pura Pejenengan Panji Sakti.
Upacara mepiuning ini wajib dilakukan, selain untuk memohon keselamatan selama permainan juga sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur. Setelah itu, barulah megoak-goakan dilangsungkan dilapangan desa yang sebelumnya telah dipenuhi dengan air. Selama permainan megoak-goakan ini diiringi dengan gamelan Baleganjur.
Salah satu tokoh desa Panji, Nyoman Merta menjelaskan permainan tradisional megoak-goakan ini ini erat kaitanya dengan perjalanan dari Anglurah Ki Gusti Barak Panji Sakti saat menguasai daerah Blambangan di Pulau Jawa.
“Ribuan prajurit Blambangan menyerahkan diri kepada Patih I Gusti Tamblang dan bersumpah setia kepada I Gusti Anglurah Panji sebagai Raja Den Bukit. Setelah beberapa lama berada di Blambangan, beliau mengangkat putranya tertua I Gusti Ngurah Wayan sebagai Raja Blambangan dengan pasukan prajurit 600 orang” terangnya.
Sementara itu, tokoh Desa Panji lainya, Mangku Ariawan mengatakan permainan megoak-goakan ini tidak pernah tidak dilaksanakan. Permainanini sesungguhnya untuk meneladani apa yang semangat perjuangan Ki Barak panji saktid engan pasukan goaknya untuk memperluas wilayah kekuasannya.
Masyarakat berharap, agar Pemerintah Kabupaten Buleleng memberikan perhatian khusus terhadpa permainan tradisional semacam megoak-goakan ini.
“Ini bisa menjadi atraksi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan sekaligus untuk melestarikan budaya dan sejarah Buleleng. Kalau dikelola dengan baik, ini bis amenjadi nilai tambah bagi Buleleng,” ungkap Mangku. |NP|