Singaraja, koranbuleleng.com | Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng segera menggelar vaksinasi anjing untuk meredam munculnya penyakit anjing gila, atau rabies. Vaksinasi akan dilakukan mulai 28 April 2017 diseluruh wilayah kecamatan. Dinas setempat menyediakan 60 ribu vial dengan target 85 ribu anjing yang tersebar di seluruh Buleleng.
Populasi anjing di Buleleng justru meningkat hingga 91 ribu ekor. Karena itu, target sasaran vaksin juga meningkat dari tahun lalu yang hanya 80 ribu kini ditargetkan 85 ribu anjing.
Anjing adalalah salah satu binatang yang menjadi sumber penyakit rabies ke diri manusia melalui gigitan. Karena itu, warga juga diminta untuk berhati-hati dan tetap menjaga kebersihan serta kesehatan anjing yang dipelihara.
Penyakit rabies ini sangatlah berbahaya karena mengancam nyawa manusia. Gigitan anjing yang mengandung virus rabies ini bisa menyebabkan kerusakan susunan saraf manusia. Umumnya, manusia yang terkena rabies akan mempunyai gejala demam, mual, gelisah serta takut air dan cahaya. Air liur juga berlebih.
Pemerintah mengimbau agar setiap terjadi kasus gigitan anjing, agar segera mencuci bagian luka dengan sabun dan air yang mengalir lalu dituangi antiseptik. Warga yangterkena gigitan juga bisa mendatangi puskesmas terdekat untuk diperiksa secara medis terlebih dahulu sebelum diberikan tindakan lanjutan secara medis.
Dari beberapa referensi kesehatan hewan, anjing yang mengidap rabies mempunyai ciri agresif dan tidak akan lagi jinak sekalipun dengan tuannya. Seekor anjing pembawa rabies bisa menyerang kapan saja. Selain itu, anjing rabies ini sangat takut cahaya sehingga tidak akan mampu berjalan jauh.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Swatantra menjelaskan saat ini menunggu pendistribusian logistik vaksin dari Pemerintah Provinsi Bali. Selain itu, Dinas Pertanian juga telah menyiapkan tenaga tambahan di masing masing desa sebanyak 2 orang.
Sementara Propinsi Bali akan menugaskan sejumlah personil vaksinasi ke Buleleng mengingat populasi anjing sangat tinggi di Buleleng. Bleleng menjadi daerah tertinggi penyebaran populasi anjing.
Dinas Pertanian memberikan bimbingan teknis supaya dalam agenda vaksinasi nanti sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP).
“Kami memberikan bintek dan pelatihan kepada kader Desa selama satu minggu. Nantinya, mereka yang akan melakukan vaksinasi dengan didampingi vaksinator yang tersebar di Sembilan kecamatan di puskeswan kecamatan,” Jelasnya.
Pelaksanaan vaksinasi ini akan dibagi dalan tiga zona, yakni zona merah, zona kuning dan zona hijau. Ada beberapa Desa yang kategori rawan rabies masuk dalam zona merah yakni Desa Tembok di Kecamatan Tejakula, Desa Sawan di Kecamatan Sawan, Desa Alasangker di Kecamatan Bulelen6g, dan Desa Banjar di Kecamayan Banjar.
“Sasaran utama kita masih ada di zona merah utamanya anakan anjing dan juga anjing liar. Eliminasi juga masih akan kami lakukan dengan melihat anjing yang berpotensi akan menularkan atau sudah terjangkit rabies,” Katanya.
Sementara itu, salah seorang pecinta anjing Wahyu Hidayat warga Kelurahan Banjar Tegal Singaraja mengapresiasi program vaksinasi masal yang dicanangkan oleh pemerintah. Pun demikian, Ia berharap ada partisipasi dari masyarakat untuk bisa mengantisipasi penyebaran virus rabies di kabupaten Buleleng.
“Sebenarnya sangat bagus ada vaksin gratis dari pemerintah, terutama bagi pecinta anjing yang memang tidak sempat memaksin anjing mereka. Cuma saya juga berharap, agar masyarakat yang memelihara anjing bisa memelihara anjingnya dengan baik. Minimal, dengan tidak melepas anjingnya sembarangan, istilahnya tidak meliarkan anjingnya begitu saja,” harapnya. |RM|