Singaraja | Sudah menjadi tradisi bagi warga Bali untuk memburu Dodol menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Ibu-ibu rumah tangga biasanya sudah berburu dodol sejak satu bulan sebelum hari raya Galungan dan Kuningan. Dodol menjadi kebutuhan utama untuk melengkapi segala sarana banten yang akan dipersembahkan untuk para dewa saat rahinan Galungan dan Kuningan.
Bila dulu, warga hanya mengenal dodol berwarna hitam, kini beragam warna dan rasa dodol bisa dijumpai di sentra produksi dodol terbesar di Buleleng, yakni Desa Pengelatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.
Harga dodol perkilogram kini mencapai Rp.30.000. Jika membeli dalam jumlah banyak, misalnya melebihi 5 kilogram bisa ditawar sampai Rp.1000 – Rp.2000, tergantung kepintaran konsumennya melakukan transaksi dan tawar menawar.
Disinilah sentra terbesar. Hampir setiap warga di desa ini ditemui memproduksi dodol dengan berbagai rasa dan warna. Ada dodol Injin, Dodol Pandaan, Dodol Durian, Dodol Nangka, Dodol Kacang dan yang lainnya, warnanya ada Merah, Hitam, Hijau. Pantas jika, Desa Pengelatan disebut Kampung Dodol nya Bali.Kulit pembungkusnya masih menjaga gaya tradisional dengan menggunakan daun jagung kering.
Dodol Pengelatan ini terkenal ke seantero Indonesia karena rasanya yang lezat serta tahan lama dan tidak basi. Sentra-sentra produksi dodol di Desa Pengelatan kadang bukan hanya mengirima ataumenjual Dodol mereka di seputaran Pulau Bali, namun banyak juga pesanan dari berbagai kota di Pulau Jawa. Selain lezat dan lembut, Dodol Pengelatan terkenal tidak menggunakan pengawet dan zat pewarna kimia.
Kadek Suriningsih, salah satu produsen Dodol mengatakan salah satu cara supaya dodol tahan lama dan tidak basi yakni harus dijemur semaksimalnya. “Kalau ragam ras tergantung dari campuran buahnya, sementara untuk membuat warna kami biasanya menggunakan bahan-bahan alami dari dedaunan saja,seperti daun pandan yang sekaligus berfungsi membuat rasa lebih lembut.” ujar Suriningsih.
Kesibukan Suriningsih memang teramat padat menjelang hari raya Galungan karena produksinya harus ditingkatkan. Bila setiap hari Dia hanya memproduksi Dodol hingga 25 kilogram, menjelang hari raya Galungan dan Kuningan Dia memproduksi dodol hingga setengah ton setiap minggunya.
“Menjelang Galungan permintaan sangat banyak, biasanya bisa sampai setengah ton setiap tiga hari. Selain ada y ang langsung membeli ke sini, kami juga kirim pesanann ke berbagai kota ,” ujarnya.
Namun banyak juga pedagang dari berbagai kota yang datang langsung ke Desa Pengelatan untuk memburu Dodol.
“Saya khusus datang dari Jembrana untuk mencari dodol ke desa ini (Pengelatan). Biasnya saya beli dalam jumlah banyak dan menjelang hari raya Galungan ini permintaan juga sangat tinggi,” ujar Yeni, salah satu pedagang dari kota Negara. Yeni membeli Dodol ke Pengelatan untuk dijualkembali di Pasar Negara.
Biasanya Yeni datang ke Desa pengelatan hampir setiap lima hari, namun karena permintaan begitu tinggi jelang Galungan dia bisa ke desa pengelatan hampir dua hari sekali. |NP|