Singaraja, koranbuleleng.com | Satu keluarga yang meninggal tertimbun longsor di Banjar Dinas Sangker Desa Mengening Kecamatan Kubutambahan benar-benar menguras kesedihan. Mereka ditemuan dalam satu kamar saling berpelukan.
Kesedihan tak hanya dirasa oleh keluarga dan warga desa, namun keluarga dari SDN 2 Satra, Kabupaten Bangli. Di sekolah ini, Putu Rikasih, bersekolah. Jarak rumahnya memang lebih dekat menuju Satra dibandingkan dengan sekolah di desanya. Posisi rumah keluarga korban berada di wilayah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bangli, dan itupun juga di pelosok pedusunan.
Ketika kabar Putu Rikasih, bocah sebilan tahun ini menjadi korban longsor bersama orangtua dan adiknya, warga sekolah dari SDN 2 Satra langsung berdatangan ke rumah korban.
Rasa sedih tak bisa disembunyikan, mereka langsung menangis ketika melihat Rikasih yang telah terbujur kaku. Saat dievakuasi oleh keluarganya dan warga setempat, Rikasih ditemukan dalam pelukan sang Ayah Ketut Budikaca.
Sehari sebelum kejadian, ternyata, Putu Rikasih seolah memberikan pertanda akan pergi untuk selamanya.
Wali kelas Putu Rikasa, Heny menuturkan firasat yang buruk . Sehari sebelum kejadian, Rikasih di sekolah sempat berpamitan dan memohon ijin tidak bersekolah pada hari Selasa 29 Januari 2019. Awalnya, Heny sempat berfikir seentar karena barukali ini rikasih memohon ijin, padahal dia tergolong anak yang rajin bersekolah. Namun seelah itu, Heny menganggap permohnan ijin itupun dianggap biasa saja.
Akhirnya, selasa pagi hari Heny dikejutkan dengan kabar duka itu. Rikasih dan keluarga tewas tertimbn longsor. Awalnya tidak percaya, hingga dia memutuskan untuk langsung menuju rumah Rikasih sekeluarga.
“Kalau besok hujan lagi, Putu ngga masuk ya buk. Dia sempat ngomong seperti itu,” ujar Heny menirukanpamitan Rikasih.
Masih menurut Heny, Putu Rikasih selama ini dikenal sebagai anak yang baik, periang dan penurut. Gelagatnya yang bagi dia cukup berbeda adalah ketika Rikasih lebih aktif belajar di kelas, berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya. Berita meninggalnya Rikasih sontak saja membuatnya sedih.
“Tadi lihat di social media ada yang nge-share, saya kaget dan sedih,seakan tidak percaya,” katanya singkat.
Disisi lain, setelah kejadian itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng datang ke lokasi untuk melakukan assessment dan menilai dampak dan kerugian dari peristiwa longsor tersebut.
Selanjutnya, hasil assessment itupun akan disampaikan kepada BPBD Provinsi Bali dan juga Dinas Perkimta Kabupaten Buleleng. Sementara untuk korban, BPBD Provinsi Bali akan memberikan bantuan uang senilai Rp15 juta untuk satu korban jiwa.
“Karena ini ada empat korban jadi totalnya Rp60 juta. Sudah kami urus mudah-mudahan minggu depan sudah direalisasikan, karena ini perintah langsung Sekda Bali,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana. |RM|