Denpasar , koranbuleleng.com | Gubernur Bali Wayan Koster
menegaskan komitmennya untuk mendukung keberadaan transportasi konvensional di
Bali. Bukan tanpa alasan hal ini dilakukan, mengingat transportasi konvensional
memiliki sejarah yang panjang dalam mendukung perkembangan dan citra sektor
pariwisata yang menjadi pendongkrak utama ekonomi Bali saat ini.
” Para driver transportasi konvensional ini sudah ada jauh-jauh
sebelumnya, yang direkrut berdasar kriteria-kriteria khusus, bukan
asal-asalan,” tegas Gubernur Bali Wayan Koster saat menemui ratusan anggota
perhimpunan Bali Transport Bersatu (BTB) di halaman Kantor Gubernur Bali,
Denpasar, Senin 27 Mei 2019.
Menurut Gubernur Bali, seiring perkembangan pariwisata Bali, transport
konvensional ini ikut membangun Bali. Dengan menjadi para driver yang didukung
kemampuan dalam menjelaskan keunggulan Bali yang berbasis pariwisata budaya
kepada para tamunya, artinya mereka ikut membangun pariwisata Bali. Untuk itu,
para driver ini harus tetap didukung, bila perlu terus ditingkatkan
kemampuannya.
“Jadi jangan ragukan komitmen saya, akan terus saya dukung keberadaan
transportasi konvensional,” kata Koster.
Gubernur menjelaskan, walaupun saat ini telah ada Peraturan Menteri yang
mengatur keberadaan sarana transportasi di Bali baik konvensional maupun online,
namun menurutnya Bali tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Hal ini
dikarenakan Bali sebagai daerah wisata harus memiliki penunjang sarana
transportasi yang mengedepankan pelayanan.
Lebih jauh, Koster pun berjanji akan segera mengambil langkah-langkah
yang mendukung keberadaan transport konvensional, salah satunya yakni segera
menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur zonasi operasi antara
konvensional dan taxi online (taxol).
Menurt Koster, Dalam Pergub akan dimuat pengaturan wilayah, taxol tidak boleh
memasuki wilayah transport-transport konvensional yang sudah memiliki pangkalan
tetap dan menjalin kerja sama dengan organisasi peguyuban.
“Jika taxol ingin ikut, ya mereka harus terdaftar sebagai
anggota peguyuban. Kita pun akan dukung kualitas para driver konvensional ini,
semisal kita bantu fasilitasi peremajaan kendaraan bersama BPD, tentunya dengan
bunga paling rendah,” urai Koster yang disambut dukungan para anggota BTB.
Sebelum berinisiatif menemui ratusan anggota BTB untuk menyampaikan komitmennya
secara langsung, Koster sebelumnya juga berkesempatan menerima audiensi dari
perwakilan BTB di ruang kerjanya.
Dalam kesempatan itu, Ketut Suriadi selaku pembicara
menyampaikan harapannya agar ada jalan keluar dari pemerintah untuk mengatur
keberadaan sarana transportasi konvensional bersama taxol, supaya bisa meredam
perselisihan yang sering timbul.
Ia pun menjelaskan bagaimana para driver transportasi konvensional tergabung
dalam sebuah peguyuban dan hanya bisa menarik penumpang di pangkalan yang
dibawahi paguyubannya.
“Di luar area itu, kami tidak berhak mengambil penumpang, karena kami juga menghormati mereka yang memiliki pangkalan itu, jadi kami tidak sembarang ambil penumpang. Untuk masuk peguyuban kami juga harus melewati seleksi dengan kriteria tertentu dan membayar kontrak dengan jumlah tertentu, itu yang perlu diketahui, agar bisa saling menghormati antar-driver,” ujarnya.|NP/R|