Singaraja | Bantuan proyek pemerintah untuk masyarakat banyak yang hancur oleh keganasan banjir bandang yang menghantam tiga desa di kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Beberapa bantuan pemerintah yang hancur berupa lahan pertanian, peternakan dan penampung air.
Data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, Seluas 25 hektar lahan pertanian jagung di Desa Musi, Desa Penyabangan dan Desa Banyupoh mengalami kehancuran.
Kerusakan lahan tanaman jagung di Desa Musi luasnya tercatat 6 hektar, sementara di Desa Penyabangan seluas 17 hektar, dan Desa Banyupoh seluas 2 hektar. Lahan tanaman jagung tersebut awalnya mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat pada tahun 2015. Bantuannya berupa benih jagung sebanyak 15 kilogram untuk satu hektar lahan milik warga, serta bantuan pupuk untuk pemeliharaan lahan perkebunan.
Tanaman jagung yang hancur akibat banjir bandang tersebut baru berusia 40 hari dan segera memasuki masa panen raya. Sejauh ini, Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan bagi Buleleng. “Namun ketika ini akan dipanen, seluruh lahan perkebunan hancur oleh Banjir Bandang,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Nyoman Swatantra, Selasa (27/1). Kerugian untuk lahan jagung ini kurang lebih sekitar Rp.24 juta.
Selain itu, kata Swatantra, bantuan pemerintah yang hancur yakni Program Simantri, bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali kepada warga melalaui kelompok tani dan ternak.
Sebanyak 15 ekor sapi dinyatakan hilang dalam banjir bandang kemarin. Data yang ada, bantuan untuk Kelompok Simantri Giri Puspa Desa Penyabangan, awalnya menerima bantuan bibit sapi sebanyak 16 ekor. Selain itu, peternak ini juga menerima bantuan kandang koloni, mesin pengolah pupuk kompos, dan sarana lain. Total dana yang dikucurkan untuk kelompok ini Rp 200 juta.
Sebuah bak penampungan air bantuan dan pipanisasi untuk irigasi dan sumber air baku, masing-masing senilai Rp.60 juta dan Rp.120 juta juga ikut hancur. Bantuan bak penamungan air dan pipanisasi ini dari Pemerintah untuk kebutuhan pemeliharaan lahan pertanian dan perkebunan serta kebutuhan air baku masyarakat.
Saat ini, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng sedang menyusun laporan pertanggungjawaban pemanfaatan dana terkait dengan kerugian material dari seluruh program bantuan.
“Karena sebagian dari bantuan menggunakan dana APBN dan APBD Propinsi Bali, kami sedang menyusuan berita acara sebagai bahan pelaporan, bahwa terjadi force mayor akibat bencana alam.” tutur Swatantra.
Untuk normalisasi lahan pertanian dan peternakan, kata Swatantra akan diupayakan semaksimal mungkin. |NP|