Singaraja | Ada keretakan tanah di Bendungan Titab – Ularan di Kabupaten Buleleng, Bali. Keretakan in diakibatkan oleh konsolidasi tanah timbunan. Beberapa Pekerja terlihat membenahi keretakan jalan yang berada di atas Bendungan.
Kondisi ini sempat membuat warga sekitar khawatir, apalagi beberapa foto debit aliran air yang cukup besar dan tersebar di media sosial.
Menurut informasi di sekitar bendungan, satu hari sebelumnya hujan deras mengguyur wilayah bendungan dan volume air Sungai Saba juga terlihat meningkat. Diduga, besarnya volume air ini memicu pergeseran tanah sehingga jalan diatas bendungan menjadi retak.
Pantauan Rabu pagi, Sejumlah warga yang ingin memasuki kawasan Bendungan dilarang untuk mendekat area bendungan oleh satpam setempat. Warga diperkenankan melihat suasana Bendungan dari atas dibawah kantor pengelola Bendungan.
Sementara sejumlah petugas terlihat melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan. Di sisi lain, beberapa aparat kepolisian dari Polsektif Seririt berdatangan ke Bendungan.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida Ketut Jayada memastikan kondisi bendungan dalam keadaan aman termasuk kondisi ketinggian air.
Dia membantah bahwa jalan diatas bendungan amblas namun kondisi tersebut merupakan gerakan konsolidasi tanah. “Karena ini bangunan bukan dibangun dari struktur beton tapi ini timbunan tanah. Secara teknis sengaja tidak diaspal untuk memantau konsolidasi-konsolidasi tanah. Ada beberapa zona dengan material yang berbeda dengan penurunan yang berbeda,” terang Jayada saat ditemui di lokasi Bendungan Titab Ularan, Rabu (3/2).
Dari material yang berbeda itu berpotensi terjadi pergesaran. Jayada mengungkapkan beberapa waktu lalu pihaknya dikunjungi oleh Komisi Keamanan Bendungan yang memantau kondisi bendungan di Indonesia. “Kami tentu tidak memutuskan sendiri, dari Komisi Keamanan Bendungan juga mengungkapkan kondisi Bendungan ini aman,” jelas Jayada.
Bendungan-bendungan yang baru selesai dibangun memang biasa mengalami pergeseran atau konsolidasi seperti ini, apalagi karena timbunan. “Terkait Konsolidasi tanah itu hal yang biasa, itu adalah perbedaan penurunan diantara beberapa zona-zona timbunan. Disini ada 5 zona,”terangnya menegaskan.
Saat ini, kata Jayada saat ini masih dalam tahap pengisian. Dalam tahap ini perlu pengamatan intensif sampai seluruh proses pembangunan bendungan ini selesai. “Saat ini kurang lebih terisi 4 juta kubik, jadi elevasinya masih rendah. Kita masih pertahankan posisi elevasi rendah karena sekarang ini musim hujan debit dihulu sangat besar dan intake dibuka full hingga debit di hilir juga besar. Ini untuk mengimbang debit banjir yang masuk supaya tidak terlalu cepat naik,” ujarnya. Idelanya, katanya bahwa pengisian dilakukan pada musim kemarau.
Direncanakan, masa uji coba dan pengisian Bendungan Titab-Ularan selama satu tahun. Setelah semua selesai, maka Bendungan Titab Ularan bisa diresmikan.
Bendungan titab ularan in dibangun sekitar tahun 2014 silam. Lokasinya berada di beberapa desa yakni Desa Titab, Desa Ularan, Desa Ringdikit dan Desa Busungbiu. Beberapa waktu lalu, Megawati Soekarno Putri sempat melakukan pengisian secara resmi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.|NP|