Warung Retro, Merubah Isi Kota dari Ruang Kesadaran Berdiskusi dan Mencipta Ide

Dari awal, ini dibuka sebagai ruang kesadaran, ingin memberi pengaruh baik untuk anak-anak muda yang gaulnya tidak jelas, ujung-ujungnya gaulnya ke hal-hal negatif lah. Justru dengan mendirikan tempat seperti ini kita bisa berdiskusi, bikin mural, bermusik bareng dan lain sebagainya. Kami siapkan tempat untuk berkreasi, kita juga kerjasama dengan anak-anak mahasiswa ketika menyelenggarakan event-even kreatiflah.”

Itulah ide dari Putu Dedi Prayudi. Siapa Dia? Dedi adalah sosok wirausahawan muda dari Singaraja pemilik Warung Retro yang ada di bilangan Jalan Kartini Singaraja. Melihat dari sisi-sisi sudutnya,di warung ini sebagian ruangnya menawarkan nuansa retro.

- Advertisement -

Dedi mengaku memang sangat ambisi untuk membuat tempat tongkrongan yang bisa merubah karakter anak muda yang pergaulannya lari ke hal-hal negatif. Di benaknya sudah ada jawaban yakni sebuah warung. Namun bukan sekedar warung yang hanya dimanfaatkan sebagai tempat makan dan minum untuk mengisi perut, namun warung itu juga harus menjadi ruang diskusi dan mencipta ide-ide kreatif.

“Maka munculah ini, Warung Retro. Saya dirikan hampir setahun. Saya sediakan ruang-ruang kreatif di sini,” ujar Dedi saat ditemui di lantai dua Warung Retro, Senin lalu.

retro 2

Nuansa Retro, nuansa ini dia buat sebagai ciri khas saja. Seluruh bangunan dibuat dari material kayu. Uniknya, sebagian besar adalah kayu-kayu bekas gladak kapal laut yang Dia beli dri daerah Jawa. “Kebetulan Paman saya arsitek, Dia yang konsep semua ini termasuk mencari kayu-kayu dari bekas kapal ini,” ujarnya.

- Advertisement -

Di beberapa sudutnya terdapat sejumlah pesan-pesan yang ditulis diatas papan dengan nuansa yang sangat unik. Bukan hanya itu, meja dan kursi di seluruh bagian di warung ini juga dibuat seunik mungkin. “Dari sisi konsep arsitekturnya, saya minta bantuan sama paman, begitupun ada juga teman desain interior yang memberi ide dan mengkonsep di beberapa sudut di dalamnya,” ujar Dedi yang sempat bekerja di sebuah stasiun televisi swasta Nasional di Jakarta.

retro 3Dari sisi jualan, Retro menawarkan berbagai paket kuliner tradisional hingga modern, Begitupun minumannya.  “Untuk harga masih terjangkaulah untuk anak-anak muda Singaraja. Kita ga mau pake harga mewah seperti restoran,” ujarnya. Dari makanan eropa hingga ayam bumbu bali juga ada di sini.

Bagi Dedi mendirikan Warung Retro bukan sekedar untuk sukses berbisnis, baginya itu hanyalah bonus dari sebuah kerja kreatif. Pulang dari Jakarta beberapa tahun lalu, ide-ide liarnya terus mengalir untuk merubah isi dan perwajahan kota Singaraja. Dia selalu berharap, dari idenya muncul lagi anak-anak muda yang berbuat kreatif positif.

“Jika melihat karakter, memang belum sepenuhnya anak-anak muda di Singaraja nongkrong dengan konsep seperti ini. Karakter kita masih berbeda dibandingkan kota lain. Tapi kini suasananya mulai berbeda. Di sinin banyak anak muda nongkrong sambil mengeluarkan ide untuk membuat sesuatu yang kreatif lah. Tentang Band, ataupun komunitas-komunitas photograpi yang bikin acara. So, mereka bebas disini berbuat hal yang positif,” terangnya.

Jauh sebelum membuka Warung Retro, Dedi juga sudah membuka usaha Distro, LAMBRE Store. Usaha ini juga dibuka untuk memenuhi hasrat fashion anak-anak muda dengan desain yang muda kreatif. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts