Singaraja | Saat ini, baru PDIP yang sedang dalam proses penjaringan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng untuk perebutan kursi kepala daerah dalam Pilkada 2017. PDIP cukup percaya diri dan memastikan mengusung calonnya sendiri tanpa harus merekrut calon dari partai lain.
Kekuatan PDIP yang cukup dominan di Buleleng harus dimbangi oleh koalisi. Ini diakui sendiri oleh salah satu kader Partai Golkar yang saat ini duduk di kursi DPRD Bali, IGK Kresna Budi.
Menurutnya, untuk mengimbangi kekuatan PDIP yang mengusung pasangan calonnya sendiri, maka partai lain harus mampu membuat koalisi sehingga pertarungan perebutan jabatan kepala derah bisa head-to-head. Mesin politik Koalisi Merah Putih (KMP), kata Kresna Budi harus dihidupkan di Buleleng.
“Mungkin KMP (Koalisi Merah Putih) di Buleleng ini bisa mengimbangi. Punggawa-punggawanya harus turun lagi. Partai Golkar ada Pak Sugawa Korry, Gerindra ada Pak Ray Yusha. Mereka pasangan yang mewakili timur dan barat pasti akan mampu mengimbangi,” ujar Kresna Budi saat ditemui di Singaraja, Senin (22/2).
Pasangan Sugawa Korry dan Ray Yusha ini bisa saja menjadi pasangan calon kepala daerah yang bisa diperhitungkan. Saat ini, kedua tokoh ini juga menjadi pengendali partai. Ray Yusha tercatat sebagai Ketua DPC Gerindra Buleleng, dan Sugawa Korry Juga tercatat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Buleleng.
Dari sisi pengalaman politik, kedua tokoh ini cukup mumpuni. Mereka berdua pernah bersaing memperebutkan kursi kepala daerah pada Pilkada Buleleng tahun 2007. Saat itu, ada empat pasangan calon yang berebut kursi kepala daerah Buleleng.
Pasangan Putu Bagiada – Made Arga Pynatih diusung oleh PDIP, Pasangan Sugawa Korry – Luh Kerthianing diusung oleh Partai Golkar, Pasangan Made Westra – Ketut Englan diusung oleh Koalisi PKPB dan PKB, dan pasangan Jro Ray Yusha – Putu Febri Antari yang diusung oleh Koalisi Bukit Sinunggal. Namun Pilkada 2007 silam dimenangkan oleh jagoan PDIP, Putu Bagiada – Mde Arga Pynatih. |NP|