Desa Pekraman Larang Warga Masuk dan keluar Sebelum Pkl 06.00 Wita

Singaraja| Desa Pekraman Buleleng melarang warga untuk masuk ataupun keluar dari Wilayah Desa Pekraman Buleleng sebelum Pkl 06.00 Wita.

Hal itu ditegaskan Kelian desa Pekraman Buleleng Nyoman Sutrisna, saat melakukan pemantauan pelaksanaan Hari Suci Nyepi rabu (9/3). Menurutnya, pelaksanaan Hari Suci Nyepi oleh Umat Hindu baru selesai pada Kamis (10/3) tepat pada Pkl 06.00 wita. Karena selama ini, Banyak warga yang telah melakukan aktivitas sebelum hari suci Nyepi berakhir.  Sutrisna menambahkan, untuk lancarnyapelaksanaan Catur Berata Penyepian, Desa Pekraman Buleleng akan menyiagakan Pecalang saat ngembak geni nanti pada titik-titil pintu masuk perbatasan Desa Pakraman Buleleng sebelum penyepian ditandai dengan bunyi kulkul.

- Advertisement -

12822912_1127934383897510_317073915_o“Sebelumnya kan banyak yang sudah melakukan aktivitas sejak subuh, padahal hari suci Nyepi belum berakhir, nanti pada kamis subuh kita akan menempatkan para pecalang di pintu-pintu masuk Kota Singaraja dan melarang warga dari luar masuk dulu, setelah jam enam baru kita ijinkan untuk memasuki wewengkon Desa Pakraman Buleleng,”Tegasnya.

Disisi lain, Desa  Pakraman Buleleng menyiagakan ratusan pecalangnya selama 24 jam dalam pengamanan di Hari Suci Nyepi sesuai dengan Banjar Pakraman masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menjaga pelaksanaan Catur Bratha Penyepian berjalan dengan lancar.

Pecalang telah melakukan penjagaan sejak diberlakukan pelaksanaan Catur Berata Penyepian pukul 06.00 wita di beberapa sudut di Kota Singaraja. Para pecalang ini melakukan pengamanan oleh Desa Pakraman Buleleng hingga Kamis pukul 06.00 wita sesuai dengan wilayah atau wewengkon Banjar Pakraman masing masing.

“Kita melaksanakan catur berata penyepian ini nantinya selalu dalam keadaan damai, tentram dan sejahtera, tentu melihat kondisi kecamatan Buleleng, khususnya Desa Pakraman Buleleng, kami bersama-sama dengan pecalang maupun linmas sama-sama melakukan pemantauan, tapi dalam pemantauan ini tentu kami batasi jangan sampai istilahnya para pecalang itu lalu lalang di jalan,” Imbuh Nyoman Sutrisna. |RM|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts