Purnama Kadasa, Ribuan Warga Desa Pekraman Buleleng Jalani Tradisi Melasti

Singaraja | Bertepatan purnama kedasa, Ribuan warga desa Pekraman Buleleng menjalankan prosesi melasti sebagai rangkaian Hari Raya Nyep ke Pantai Segara Buleleng, Pelabuhan Buleleng, Rabu (23/3). Bila biasanya, sejumlah desa pekraman lain di Bali menggelar melasti sebelum Hari Raya Nyepi, Prosesi melasti prosesi melasti di Desa Pekraman Buleleng justru dilaksanakan setelah Hari Raya Nyepi.

Sejak Pukul 13.00 wita sejumlah sarad dan kotak ampilan yang diusung oleh warga mulai berdatangan ke Pura Desa Pakraman Buleleng. Seluruh umat dari beberapa banjar adat Buleleng mengikuti prosesi nedunang pralingga dan pratima  Pura Desa Buleleng dan persembahyangan bersama. Buleleng Putu Agus Suradnyana bersama wakil Bupati Nyoman Sutjidra serta sejumlah pimpinan SKPD ikut berbaur mengikuti prosesi Persembahyangan.

- Advertisement -

Sekitar jam 14.00 wita  rombongan melasti diawali oleh sarad dari Pura Siwa Sapuh jagat Banjar Paketan diakhiri dengan sarad dari Pura Desa Banjar Adat Bale Agung diiringi gamelan baleganjur.

Suasana perjalanan umat melintasi Catus Pata untuk melaksanakan prosesi melasti |Foto : Nova Putra|
Suasana perjalanan umat melintasi Catus Pata untuk melaksanakan prosesi melasti |Foto : Nova Putra|

Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan melasti tahun ini diikuti oleh 81 sarad dan 25 kota ampilan dari 14 banjar adat di  desa Pakraman Buleleng.

Menurutnya, ada dua sumber terkait dengan pelaksanaan Nyepi yang berkaitan dengan Hari Raya Nyepi. Makna melasti berdasarkan lontar Sunarigama dan lontar Aji Swamandala yakni nganyudang malaning gumi, ngamet tirta amerta atau menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan.

Sementara ada empat tujuan melasti yakni Ngiring Parwaterk Dewata atau mengingatkan umat untuk meningkatkan bakti kepada Ida sanghyang Widhi wasa, Anganyutaken laraning jagat atau membangun kepedulian untuk mengentaskan penderitaan masyarakat, Anganyut aken papa klesa atau menguatkan diri dengan membersihkan diri dari kekotoran rohani serta Anganyut aken letuhan bhuwana atau bersama-sama menajga kelestarian alam.

- Advertisement -

“Sebagai umat Hindu, tentu kita menjalankan apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita untuk memohon yang terbaik,” ujar Sutrisna di sela-sela pelaksanaan Melasti, Rabu (23/3).

Prosesi upacara melasti di Pura Segara Buleleng dipimpin oleh Pemangku Kahyangan Tiga Desa Pakraman Buleleng  melalui proses  mendak  tirta di tengah laut dilanjutkan  proses ngewangsuh  paica  kahyangan Tiga diakhiri Persembahyangan bersama dan nunas tirta. Setelah itu krama Desa Pekraman Buleleng kembali ke Merajan masing-masing.

Sementara Bupati berharap melalui kegiatan melasti dapat memberikan fibrasi positif bagi pembangunan Buleleng sesuai tujuan melasti menghanyutkan hal-hal yang negatif. Dalam kesempatan itu juga orang nomor satu di Bumi Panji Sakti berharap masyarakat bersama sama menjaga kebersihan selama Melasti berlangsung.|NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts