Singaraja | Sejumlah peralatan penyelaman sudah berjejer dipinggir pantai, tepatnya di depan Pura Dangka Alit Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. Peralatan itu akan digunakan oleh para penyelam untuk melakukan penyelaman di kedalaman 0-15 meter di perairan tersebut.
Tenda-tenda sederhana terpasang dengan rapi untuk peresmian Underwater City atau Kota bawah laut dalam even Bondalem Coral Day tepat dalam peringatan Hari Bumi Internasional di Desa Bondalem, Jumat (22/4).
Namanya keren, namun nama ini hanyalah pengumpaan semata sebagai salah satu strategi pemasaran untuk spot penyelaman di perairan Bondalem supaya bisa dikunjungi oleh para penyelam dari berbagai belahan benua.
Tetapi dibalik itu pula, upaya pembuatan Underwater City ini juga punya misi penting yakni sebuah gerakan moral dari masyarakat desa Bondalem untuk merevitalisasi kawasan laut yang pernah rusak dan menghilangkan sumber penghasilan nelayan setempat.
Bondalem Coral Day dengan pembuatan Underwater City ini digerakkan oleh berbagai organisasi lingkungan seperti Yayasan Yayasan Yudha Dharma 46, Reef Check, Coral Alliance , Triton Dive, Coral Alliance, Bahari Prawara, Komunitas Bondalem Bersih (Bomber), Pemerintah Desa Bondalem dan Desa Pekraman Bondalem, serta elemen organisasi lainnya.
Ketut Sugiarta, tokoh nelayan yang juga Ketua Kelompok Bahari Prawara mengungkapkan Underwater City ini hanyalah cita-cita sederhana yang muncul begitu saja. Kemunculanya pun dari hasil pembicaraan bersama sejumlah komunitas pecinta lingkungan dan nelayan di Bondalem.
“Kemunculan ide untuk underwater city ini dari teman-teman di Bondalem juga, sederhana. Ini hanya untuk menjual spot penyelaman. Disitu kita buat taman laut yang memang indah. Ada beberapa patung kita pasang serta sejumlah komponen hexadome serta benda-benda lainnya. Kami punya konsep itu menjadi sebuah kota mini dibawah laut. Kotanya para ikan. Tentunya misi yang paling besar adalah pelestarian terumbu karang dan habitat di dalamnya,” papar Sugiarta.
Sugiarta mengaku Underwater City dan Bondalem Coral Day ini adalah gerakan perbaharuan untuk lingkungan laut yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bondalem. Inisiatif ini muncul karena warga Bondalem juga sudah merasa rugi dengan kondisi alam bawah laut akibat pencarian ikan yang tidak ramah lingkungan.
Kerusakan parah alam bawah laut ini membuat laut sebagai sumber mata pencaharian masyarakat hilang. Hingga akhirnya, dengan kesadaran penuh, semua harus direvitalisasi kembali.
Underwater City ini adalah kotanya para ikan di tengah laut. Terumbu karang tumbuh maka ikan-ikanpun akan berdatangan, seperti itulah konsep sederhananya. Area Underwater ini seluas kurang lebih tujuh hektar. Posisinya berada dikedalaman 0 sampai 15 meter berjarak 300 meter dari sisi pantai.
Upaya revitalisasi ini juga sebenarnya bukan dimulai sekarang , tetapi sudah beberapa tahun silam sejak tahun 2000. Kawasan Perairan Bondalem sudah ditetapkan sebagai daerah Perlindungan Laut oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Kerusakan karang di jaman dulu juga ternyata dirasakan oleh Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Ni Made Arnika. Jauh di era tahun 90-an, Arnika mengaku pernah menjadi staff Dinas Perikanan dan masuk dalam barisan Pengamanan Laut (Kamla) yang dibentuk oleh pemerintah.
“Saya mengalami sendiri dan bertanya langsung kepada nelayan. Kenapa harus mencari ikan dengan tidak ramah lingkungan? Bukankah anda yang rugi. Bom ikan ini bisa merusak lingkungan laut,” terang Made Arnika, Kadis Kelautan dan Perikanan Buleleng saat talk show di even Bondalem Coral Day.
Arnika mengakui dulunya pencarian ikan di wilayah perairan Buleleng banyak yang tidak ramah lingkungan. Tetapi syukur, kata Arnika saat ini masyarakat sendiri langsung bergerak untuk melakukan revitalisasi.
“Kami salut dengan warga Bondalem, bahwa nelayan-nelayan disini mulai melakukan penyadaran diri untuk merevitalisasi laut,” ujar Arnika.
Sementara itu, seorang penyelam dari Reef Chek Angelia Siagian mengungkapkan keindahan alam bawah laut diperairan Bondalem.
Dari sisi pelestarian, Angelia Siagian berharap lebih banyak lagi yang bisa menyelamatkan bumi. “Saya berharap, banyak orang bisa melakukan penyelamatan terhadap bumi. Bumi ini terlalu indah, jangan dibiarkan rusak,” ujarnya.
Ada sekitar puluhan penyelam yang melakukan penyelaman di perairan Bondalem dalam Bondalem Coral Day. Sekitar lima Hexadome diturunkan di area underwater city, namun beberapa hari sebelumnya sekitar 45 hexadome sudah diturunkan lebih awal untuk melengkapi area Underwater City.
Disi sisi lain dalam Bondalem Coral Day ini, sejumlah relawan Bomber juga terlihat agresif untuk melakukan pemungutan dan pengelolaan sampah-sampah sehinggga even ini terlihat bebas dari timbunan sampah.
Mereka bergerak, menaruh sejumah kantong sampah dan menyadarkan peserta Bondalem Coral Day untuk membuang sampah secara baik. |NP|