Singaraja| Sebanyak tiga orang siswa mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng dan Puskesmas Pembantu (Pustu) pada pertama Senin (9/5).
Ketiga siswa tersebut masing masing Kadek Sudarma SMP PGRI Seririt yang menderita demam berdarah, dan Gede Joni Pratama Yasa SMP Satu atap 2 Kubutambahan mengalami luka lantaran kena sabit. Keduanya menjalani perawatan di RSUD Buleleng. Satu siswa lagi, Gede Dharma Suputra dari SMP Negeri 2 Kubutambahan yang menjalani perawatan di Pustu Kubutambahan di Desa Tamblang.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Gede Suyasa ditemui usai memantau UN menjelaskan, ketiga siswa yang tengah menjalani perawatan tersebut, kondisinya telah dinyatakan dalam keadaan stabil, dan diperbolehkan oleh pihak dokter.
“Sebelumya kan sudah dikoordinasikan kepada dokter yang merawatnya dan sudah dijinkan karena memang kondisi ketiga siswa itu sudah membaik. Apalagi ini juga keinginan dari siswa bersangkutan untuk bisa mengikuti ujian nasional walaupun harus mengikuti di ruang perawatan,” jelasnya.
Sementara itu, dalam pelaksanaan Ujian nasional (UN) dihari pertama di Kabupaten Buleleng, ada dua siswa yang absen lantaran dalam kondisi sakit. Kedua Siswa tersebut selanjutnya dijadwalkan untuk mengikuti ujian susulan hari senin pekan mendatang.
Disisi lain, berdasarkan data pada Dinas pendidikan kabupaten Buleleng, jumlah siswa SMP baik negeri maupun swasta yang terdaftar memiliki nomor peserta Ujian nasional di Buleleng sebanyak 11.272 siswa.
Hanya saja, sebelum pelaksanaan ujian nasional, ada 42 siswa yang putus sekolah dengan alasan yang berbeda beda. Mirisnya, dari puluhan siswa itu, 15 siswa diantaranya putus sekolah karena menikah.
“Ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama karena adanya belasan siswa smp yang notabene usianya masih sangat muda, harus putus sekolah karena pernikahan dini. Ini suatu fenomena yang harus menjadi perhatian bersama baik itu pengelola sekolah, orang tua, maupun masyarakat,” tegas Kadisdik Suyasa. |RM|