Singaraja, koranbuleleng.com| Seniman dan Politisi merupakan dua karakter pekerjaan yang berbeda. Namun di panggung Sasana Budaya Singaraja, Politisi dan Seniman merekat persahabatan dalam satu hubungan melalui Puisi. Sebuah pertunjukkan sastra bertajuk Seniman dan Politisi dalam Puisi digelar oleh Forum Sastrawan Bali utara, Rabu 10 Agustus 2016 malam.
Menurut Putu Satriya Kusuma, pertunjukkan sastra di Sasana Budaya Singaraja adalah bentuk keakraban antara seniman dan politisi. Putu Satriya saat pertunjukkan kemarin malam membawakan teatrikalisasi.
Sejumlah Politisi dari PDI Perjuangan hadir dalam kegiatan itu mulai dari Anggota DPR RI Wayan Koster, serta sejumlah Anggota DPRD Buleleng diantaranya Gede Supriatna, Putu Mangku Budiasa, hingga Ni Kadek Turkini. Beberapa anggota Dewan bahkan sempat menjajal kemampuan mereka untuk membacakan puisi dihadapan para seniman sastra yang memang sudah ahli dalam bidang tersebut.
Acara yang dikemas dalam kesederhanaan itu dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Gede Artawan, Made Hardika, Wayan Sumahardika, Ketut Sindu dan Ni Putu Putri Suastini dan juga diwarnai aksi panggung dramatisasi Kadek Sonia Piscayanti, Pertunjukan puisi api oleh Komunitas API, Musikalisasi Puisi Komunitas Mahima dan Teaterikalisasi Puisi oleh Putu Satria Kusuma.
Anggota DPR RI Wayan Koster memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pertunjukkan tersebut. Ia pun berharap agar antara seniman dan Politisi yang ada di kabupaten Buleleng Khususnya, bisa selalu bergandengan tangan untuk pembangunan dalam segala aspek.
“Ini adalah acara yang sangat bagus dan sangat kami apresiasi. Dan saya meminta agar teman-teman Politisi Buleleng bisa menggandeng mereka para seniman, bukan malah alergi terhadap mereka. Karena kritikan yang disampaikan oleh seniman itu merupakan kritik yang paling jujur, sebagai perwakilan masyarakat. Jadi mereka harus dirangkul, jangan antipasti dengan seniman,” tegasnya.
Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan provinsi Bali bahkan berjanji untuk bisa memberikan ruang yang lebih banyak kepada para seniman sastra dan teater untuk mendapatkan kesempatan tampil, dalam setiap pertunjukkan yang digelar.
“Saya kira apa yang dilakukan malam ini adalah sesuatu yang sangat bagus, ini beru pertama dan kedepan kami akan melakukan secara lebih baik lagi, secara berkesinambungan, supaya potensi-potensi kuat yang ada di bali dan di buleleng khususnya, bisa memberi warna bagi pembangunan di daerah, untuk memajukan kebudayaan dan peradaban masyarakat bali,” Imbuhnya.
Sementara itu Gede Artawan, salah satu pengagas acara yang juga seorang Dosen di Undiksha Singaraja menjelaskan, mempertemukan antara seniman dan politisi dalam satu panggung bukanlah merupakan hal yang sulit. Karena pada dasarnya antara seniman dan politisi itu memiliki satu tujuan yang sama, yakni berjuang untuk masyarakat.
“Kalaupun memang berbeda karakter ataupun latar belakang, saya rasa antara seniman dan politisi itu memiliki tujuan yang sama. Yakni sama sama berjuang dan mengabdi kepada masyarakat, berjuang membuat sesuatu yang lebih baik, itu yang membuat dasar kita harus bertemu dan ternyata bisa bertemu tanpa harus dikotomi fungsi masing-masing,” ungkapnya. |RM|