Singaraja, koranbuleleng.com| Proses pengerukan terhadap pendangkalan Danau Buyan di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada terpaksa harus dihentikan. Terhentinya pengerukan sedimentasi di Danau tersebut dilakukan lantaran terkendala keterbatasan anggaran.
Saat ini, alat berat berupa eskavator amfibi milik Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida masih terparkir di tepi Danau Buyan. Sebelumnya, eskavator amfibi tersebut dimanfaatkan untuk melakukan pengerukan terhadap pendangkalan Danau Buyan yang memiliki kedalaman hingga 87 meter.
Pengerukan sedimentasi itu dilakukan lantaran Danau Buyan telah mengalami pendangkalan yang cukup parah selama lima tahun terakhir, hingga saat ini, kedalam Danau yang menyatu dengan Danau Tamblingan tersebut hanya sedalam 60 meter.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Buleleng Nyoman Surya Temaja mengatakan [engerukan terhenti karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Selama ini, pengerukan dilakukan oleh BWS Bali-Penida atas permintaan Pemkab Buleleng.
“Dalam pengoperasian alat berat tersebut pihak BWS menyiapkan anggaran Rp 200 Juta. Tetapi nilai tersebut tidak cukup digunakan untuk melakukan pengerukan secara keseluruhan di Danau Buyan, karena biaya operasional alat berat itu juga sangat tinggi,” jelasnya.
Kepala BLH Buleleng Surya Temaja menambahkan, saat ini eskavator Amfibi tersebut masih disiagakan di Danau Buyan. Mengingat Pemerintah Pusat melalui BWS Bali-Penida kembali akan melakukan pengerukan pada tahun 2017 mendatang. Rencananya, BWS Bali-Penida ditahun mendatang tidak hanya menggunakan eskavator amfibi, namun juga akan memanfaatkan alat lain berupa Drager.
Saat ini pembersihan gulma hanya dilakukan oleh pegawai kontrak Pemkab Buleleng yang khusus dipekerjakan untuk membersihkan gulma tersebut. Hanya saja, proses pembersihan gulma yang juga menjadi salah satu penyebab pendangkalan danau Buyan itu secara manul, sehingga proses pembersihannya pun sedikit lambat yang mengakibatkan tumbuhan gulma kembali tumbuh dengan cepat menutupi permukaan danau.|RM|