Poh Bikul, Mangga Lokal dari Menyali Rasa Manis dan Harga Mahal

Singaraja, koranbuleleng.com | Poh Bikul, salah satu jenis mangga lokal di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng, Bali. Mangga jenis ini konon sangat manis dan harganya di pasaran cukup mahal bisa mencapai Rp.30 ribu hingga Rp.40 ribu perkilogramnya. Harganya juga selalu stabil. Tetapi mangga jenis ini sangat langka, dan hanya tumbuh di Desa Menyali.

Saat ini, diketahui hanya ada 13 pohon yang hidup dan dirawat oleh masyarakat setempat di Desa Menyali. Tanaman mangga yang masih kecil inipun sangat sulit dipelihara secara serius namun biasanya tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.

- Advertisement -

Untuk membibitnya, tidak bisa distek ataupun dengan cara cangkok untuk membibitnya.  Masyarakat menyebut jenis mangga lokal ini dengan nama Poh Bikul, karena buahnya mirip seperti bikul atau tikus. Ujung dari buah mangga ini mirip seperti moncong tikus.

Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana meminta supaya masyarakat bisa memelihara dan membudidayakan mangga local ini supaya bisa menjadi ikon bagi buleleng dan Desa Menyali secara khusus.

Bupati mengaku punya cerita menarik dibalik keberadaan Poh Bikul ini. Diakuinya saat dihadapan masyarakat Desa Menyali, Kecamatan Sawan bahwa Poh Bikul ini menjadi media komunikasi politik antara dirinya dengan Ketua umum PDIP Megawati Soekarno Putri hingga terjadi kedekatan secara politik hingga sekarang.

“Poh Bikul ini menjadi media komunikasi politik saya dengan Ibu Megawati Soekarno Putri hingga terjalin kedekatan hingga saat ini dengan beliau. Beliau pernah saya bawakan buah mangga ini, dan rasanya memang sangat manis. Rasanya sangat disukai oleh Ibu Megawati dan sampai kini beliau juga sering menanyakan mangga ini bila berkunjung ke Bali. Nah, Ini bagian dari komunikasi politik saya hingga saya dekat dengan Ibu Megawati dan sering membantu melobi pemerintah pusat untuk memberikan anggaran bagi pembangunan Buleleng sampai saat ini,” terang Bupati saat bertatap muka dengan sejumlah tokoh masyarakat dan warga dalam kunjungan kerja ke Kecamatan Sawan, Kamis 6 Oktober 2016.

- Advertisement -

Bupati mengaku jenis mangga ini kini sangat langka dan harus ada upaya untuk membudidayakan secara baik supaya keberadannya bisa dilestarikan. Mangga bikul ini bisa dijadikan sebuah ikon bagi Buleleng dibidang perkebunan.

“Saya harap masyarakat juga ikut memeliharanya. Coba nanti kita upayakan untuk melakukan pembibitan dan membudidayakan lebih banyak. Ini katanya susah sekali untuk membudidayakan, pohon mangga jenis ini biasanya tumbuh liar dengan sendirinya,” ujar Bupati Agus.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng, Nyoman Swatantra mengungkapkan saat ini jumlah tanaman Poh Bikul ini sangat terbatas dan rata-rata usai tanaman sudah lebih dari lima puluh tahun.

Distanak Buleleng sudah beberapa kali berupaya untuk melakukan pembibitan dengan mengambil biji buahnya, namun usaha itu selalu gagal.

“Kita sekarang masih mencoba lagi. Mudah-mudahan ini berhasil, karena memang peluang hidupnya kalau ditempat lain itu kecil sekali,” terang Kadistanak Buleleng Nyoman Suwatantra saat mengikuti kunjungan kerja Bupati Buleleng.

Seorang warga sedang mencoba memetik pohon Mangga "Poh Bikul" yang diperkirakan sudah lebih dari 50 tahun. |Foto : Nova Putra|
Seorang warga sedang mencoba memetik pohon Mangga “Poh Bikul” yang diperkirakan sudah lebih dari 50 tahun. |Foto : Nova Putra|

Menurut Kadistanak Swatantra, kecendrungannya tanaman Poh Bikul ini sangat rentan terhadap factor cuaca dan kondisi tanah sehingga hanya di Desa menyali ditemukan jenis tanaman ini.

“Sampai sat ini, di tempat lain belum pernah ditemukan, hanya di Desa Menyali saja. Kecenderungannya memang tumbuh kembang tanaman Poh Bikul ini tergantung dari factor cuaca local dan kondisi tanah,”ujar Swatantra.

Biji Poh Bikul sangat sulit tumbuh tunas karena bentuk bijinya yang terlalu pipih. Distanak nanti berupaya kembali melkaukan pembibitan dengan mengambil mata tunasnya.

Sementara salah satu pemilik Poh Bikul, Cening Bukti, 70 tahun, mengaku hanya punya empat pohon Poh Bikul di pekarangan rumahanya. Ia mengaku sudah mendapati pohon Poh Bikul itu hidup di pekarangan rumahnya. Musim berbuahnya juga sama dengan buah mangga pada umumnya. Biasanya, Cening Bukti adalah warga yang memasok Poh Bikul ini untuk diberikan kepada Megawati Soekarno Putri bila sedang musimnya.

Warga lain, Ketut Mesten juga mengungkapkan bahwa hanya ada beberapa saja tanaman Poh Bikul ini tumbuh di beberapa area di Desa Menyali.  “Kalau tanamannya Pohnya sudah sangat besar-besar, sudah ada yang berumur ratusan tahun, tapi buahnya kecil-kecil Cuma sangat manis. Harganya juga mahal bila sudah musimnya, bica mencapai Rp.40 ribu perkilogram,”terang Mesten. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts