Mahima Konsisten Jaga Iklim Sastra Tetap Baik dengan Lomba Puisi

Singaraja, koranbuleleng.com | Komunitas Mahima tetap konsisten menjaga iklim kesusastraan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap dunia sastra di Bali utara. Eksistensi itu dibuktikan dengan pagelaran lomba baca puisi yang telah digelar di Puri Sasana Budaya, Singaraja selama dua hari, Jumat 21 Oktober – Sabtu 22 Oktober 2016.

Lomba baca puisi yang digelar Komunitas Mahima adalah ajang tahunan dan kali ini diikuti oleh ratusan peserta lomba dari tingkat SD, SMP dan SMA serta mahasiswa dan masyarakat umum. 40 orang peserta dari tingkat SD, 50 orang peserta dari tingkat SMP, 30 orang dari tingkat SMA, serta 14 orang peserta dari kalangan mahasiswa dan umum.

- Advertisement -

Peserta membawakan sejumlah karya-karya sastra dari W.S. Rendra dan Goenawan Mohamad. Ada tiga dewan juri yang menilai kemampuan para peserta diantaranya Tuti Dirgha, Putu Satria Kusuma, dan Frans Wisnu Murti.

Pendiri Komunitas Mahima, Kadek Sonia Piscayanti mengatakan, lomba baca puisi ini untuk tetap menjaga dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap dunia sastra, khususnya kaum pelajar.

Masyarakat Buleleng sudah semestinya memahami kegiatan-kegiatan sastra, apalagi Buleleng melahirkan nama-nama sastrawan yang cukup disegani di Indonesia. Salah satunya, Anak Agung Pandji Tisna.

“Sastra itu menghaluskan karakter, memberikan kita inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Ini sudah rutin kami gelar sejak 2010 hingga sekarang, dan terbukti kegiatan sastra pelajar di Buleleng terus ada, bahkan meningkat dari tahun ke tahun,” terang Sonia.

- Advertisement -

Sementara itu salah seorang juri, Putu Satria Kusuma mengatakan, secara umum para peserta menunjukkan kemampuan yang cukup bagus, namun masih terkesan biasa.

Putu Satria mengkritik para pembimbing yang tidak belajar dari lomba-lomba sebelumnya. Sehingga seringkali peserta membaca puisi dengan gaya yang konvensional, tidak dengan pembacaan yang berkarakter.

“Padahal mereka punya peluang membaca dengan kreatif, tapi tidak dilakukan. Puisi itu tidak harus dibaca dengan gaya konvensional. Puisi itu bisa dinyanyikan, dibaca dengan cepat, lambat, atau dengan irama sedemikian rupa, sehingga tampil pembacaan yang benar-benar berkarakter,” tegas Satria.

Pada kategori SD, lomba itu akhirnya dimenangkan Rizka Hamidah, siswa SDN Kampung Baru. Pada kategori SMP dimenangkan oleh siswa SMPN 1 Singaraja, I Kadek Mira Merta Ningsih. Pada kategori SMA dimenangkan oleh Komang Intan Anjali, siswa SMAN 1 Singaraja. Sementara kategori umum dimenangkan oleh Desi Nurani yang juga mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts