Singaraja, koranbuleleng.com | Sampah biasanya selalu menjadi permasalahan dan membuat stress. Namun jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi daya pikat, bermanfaat secara ekonomi dan menjadi sebuah desain fashion. Buleleng Recycle Carnaval atau BCR membuktikan hal itu di Taman Kota Singaraja, Sabtu 29 Oktober 2016.
Berbagai tema kostum ditampilkan dalam carnaval dan fashion show busana daur ulang di BRC tahun 2016. Ini salah satu cara unik digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun 2016.
Ada 45 pasangan peserta BRC beradu kreatifitas mendesain sampah jenis kertas atau plastik menjadi sebuah desain gaun yang spektakuler dengan bermacam-macam tema. Pesertanya ada yang dari PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng.
Seluruhnya menggunakan gaun-gaun berbahan dari kertas ataupun plastik. Ada yang menggunakan tutup botol plastic sebagai gaun bertemakan Suku Dayak, ada Pula yang menggunakan sampah plastic dijadikan sebuah gaun bak bidadari. Tapi terlihat ada juga yang memanfaatkan dari serat-serat tumbuhan tertentu.
Salah satu peserta, Dinda mengatakan gaun bermotif pesta yang dibuatnya diproduksi selama kurang lebih 3 minggu bersama seorang temannya yang bertugas mendesain. Dia juga dimbing leh seorang guru.
Dalam proses merancang sejak awal, selalu ada diskusi mengenai tema, pola pembentukan hingga bahan-bahan yangharus digunakan untuk membentuk pola didiskusikan sangat dalam.
“Karena kan bahannya bukan hanya daur ulang sampahnya, tetapi bagiamana juga kita mencari bahan lain untuk membentuk pola ini. Dengan apa kita merekatkan satu plastic dengan plastic lain supaya kuat , dan ketika dipakai tidak rusak,”ujar Dinda.
Dinda menggunakan beberapa benda ebrbahan plastic seperti sendok plastic dan gelas plastik. Hasilnya, gaunnya sangat indah dan penuh warna.
Peserta lain, Adi setiawan juga mengaku mendesain danmembentuk pola rancanagan desain fashion dari daur ulang sampah itu sangat menantang. Jadi keasikan tersendiri karena dituntut untuk memunculkan kreatifitas.
“Saya buat motoif taman-taman gitu. Kuranglebih waktunya selama tiga minggu dibuat, namun asik sekali. Dituntut untuk memunculkan ide, kreatifitas dan lain-lain,”ujarnya.
Salah satu perancang kostum peserta dari SMKN 1 Sukasada, Drs Andi Wadi menuturkan, dirinya mengambil tema Belibis dengan memanfaatkan kemasan plastik deterjen, gelas plastik minuman, kain perca disertai bahan pendukung seperti lem, kawat dan dan benang jahit.
Kostum rancangannya seperti pada umumnya mengambil tema hewan dengan desain simetris.
“Disini saya mengambil desain yang simetris, dimana kanan kiri kostum memiliki bentuk yang sama. Itu kami buat sebagai pembeda dengan kostum lain. Selain menggunakan gelas plastik minuman sebagai bahan utama, kami juga menggunakan kain perca, plastik deterjen, dan gelas plastik minuman,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan para peserta ini memang dituntut memunculkan ide dengan sendirinya, didampingi oleh satu orang guru pembimbing.
Tidak ada workshop bagi par apeserta sebleum Buleleng Recycle Carnaval digelar. Namun pengalaman-pengalaman sebelumnya dari berbagai even seperti Buleleng endek Carnaval membuat siswa-siswa di Buleleng menjadi lebih kreatif dalam memunculkan ide desain dan fashion.
“Tidak ada workshop khusus. Sekolah masing-masing bentuk tim sendiri didampingi guru-guru seni. Siswa-siswa kita di Buleleng menjadi lebih kreatif dan sangat cepat memunculkan ide bidang fashion karena pengalaman-pengalawan even sebelumnya seperti BEC. Jadi DI BRC ini mereka lebiih terus mengali dan mengeksplorasi dirinya dibidang fashion,” ujar Suyasa.
Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra menyebut selain memberikan apresiasi positif atas kegiatan yang dilakukan, memancing kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan karnaval juga memberikan edukasi dan mampu meningkatkan kreatifitas remaja Buleleng.
“Ini bentuk nyata mendukung program Buleleng Bebas Sampah Plastik. BRC ini ruang dan media yang sangat tepat untuk menyalurkan potensi, pengetahuan dan kreatifitas seni generasi muda di Buleleng. Ke depan kami akan upayakan membuka ruang-ruang kreatif lainnya hingga Buleleng terus melahirkan karya yang unik dan nenarik,” ungkap Sutjidra. |NH|