Singaraja, koranbuleleng.com | Buah pepaya California kini menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan karena sangat menguntungkan bagi para petani di berbagai daerah. Meningkatnya permintaan konsumen akan buah yang satu ini tak pelak menjadikannya salah satu buah primadona yang selalu menjadi incaran segmen pasar lokal.
Jenis pepaya California varietas IPB 9 merupakan buah asli Indonesia, “ditelurkan” oleh Departemen Agronomi dan Holtikultutra Institut Pertanian Bogor (IPB) dan kini dibudidayakan oleh kelompok Tani Ternak Giri Gopala, Desa Giri Emas, KEcamatan Sawan Buleleng.
Uniknya, Kelompok tani ini mengkolaborasikan pol apertanian dengan peternakan. Bermodalkan bantuan hewan ternak berupa 10 ekor sapi bali dengan sistem penggemukan yang dikerjakan swakelola dari realisasi program padat karya produktif berupa pengembangan Sapi Bali yang digelontorkan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng pada tahun 2016 kini berhasil mengubah lahan tandus seluas 45 are menjadi sebuah perkebunan yang memiliki nilai produktifitas tinggi serta menghasilkan. Lalu Kelompok ini melakukan pengembangan pertanian dengan menanam Pepaya California yang juga punya sebutan Calina. Upaya ini sukses dan berhasil meraup pangsa pasar lokal di Buleleng.
Saat ini bisa dibilang, Kelompok Tani Ternak Giri Gopala merupakan pionir budidaya Pepaya California di Kabupaten Buleleng. Bermodal penerapan konsep Integrated Farming, kelompok yang diketuai Nengah Suparna berhasil menyulap lahan tandus menjadi hijau. Tiga program pengembangan usaha kelompoknya yakni, Budidaya Beras Sehat, Pengembangan Ternak Sapi Bali dan Pengembangan Buah Tropis kini laris diserbu pelanggan.
“Mulanya banyak orang kampung yang heran bahkan tidak percaya dengan kelompok tani ternak kami, sebab lahan yang kami olah dan tanami pepaya adalah tanah tandus. Tapi setelah melihat tanaman pepaya saya berbuah dan memberikan hasil lumayan, banyak yang mengikuti jejak menanam pepaya California ini,” papar Suparna.
Menurut Suparna, Prospek usaha budidaya pepaya ini sangat menjanjikan, pasalnya permintaannya terus datang dari konsumen yang langsung ke kebun. Kabupaten Buleleng memiliki jenis Pepaya California dengan derajat kemanisannya mencapai 14° briks, padahal pepaya lain hanya 12° briks, sehingga pepaya ini lebih disukai konsumen. Pohon Pepaya California lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling tinggi 2 meter. Menariknya lagi, sejak mulai panen di umur 7 bulan, satu pohon bisa dipanen 1 buah tiap 4 hari hingga umur 3 tahun.
Keunggulan lain pepaya California mempunyai daya simpan yang lama, bisa bertahan hingga seminggu setelah panen. Buah ini pun tahan benyek (lembek) hingga umur seminggu pascapanen.
“Permintaannya terus datang dari konsumen, biasanya mereka langsung ke kebun. Bahkan bisa dikatakan, permintaan agen saat ini belum tercukupi, buah pepaya kami tak pernah sampai ke pasar tradisional maupun modern, kami tidak mampu menolak keinginan konsumen yang langsung memetik di kebun. Konsumen perorangan sudah tahu bahwa pepaya California mempunyai daya simpan yang lama, bisa bertahan hingga seminggu setelah panen. Buah ini pun tahan benyek (lembek) hingga umur seminggu pascapanen, mereka sudah mengantongi jadwal panen kami, dari panen perdana sampai saat ini, berapapun yang ada mereka angkat,” ujarnya.
Hingga kini, sudah ada puluhan hektare lahan perkebunan Pepaya California di Kabupaten Buleleng. Bibit pepaya California varietas IPB 9 didatangkan langsung dari Bogor. Upaya penanaman dan pengembangan untuk pemenuhan permintaan pasar juga dilakukan di beberapa lokasi. Khusus di Kecamatan Sawan, pepaya jenis ini banyak ditanam di Desa Jagaraga, Desa Bebetin, Desa Sekumpul, dan tentunya di Desa Giri Emas.
“Pepaya ada juga ditanam di kecamatan lain, seperti Kecamatan Buleleng, di Desa Jinengdalem tapi masih sedikit, juga beberapa tempat lainnya seperti Desa Madenan di Kecamatan Tejakula, bahkan sampai Desa Sumberkima dan semua itu pure 100% dibawah pembinaan dan pengawasan kita untuk menjaga kualitas hasil tentunya, ini sengaja kami lakukan mensiasati agar buah pepaya california bisa menembus permintaan pasar tradisional maupun pasar modern namun tetap saja kami kewalahan memenuhi permintaan agen, lagi-lagi diserbu konsumen perorangan di daerah tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Pepaya California memiliki keistimewaan berukuran sedang dengan berat 1-1,8 kg, berkulit tebal dengan permukaan rata, dagingnya kenyal, tebal, dan lebih manis, berwarna merah dan berbentuk lonjong.
Jenis Pepaya California yang ditanam oleh kelompok ini tergolong sempurna. Rasanya manis, isinya merah dan tebal dan berbentuk lonjong, dalam 1 pohon biasanya sampai menghasilkan 20 buah.
Biasanya, kelompk tani membebaskan pembeli untuk memetik di perkebunan sembari memberikan edukasi pertanian bagi konsumennya.
“Kami berikan edukasi pola penanaman pepaya ini, jika harga per bijinya kita kenakan Rp 5 ribu per buah, beratnya rata-rata lebih dari 1 kg, jadi kebun pepaya ini sekaligus sebagai tempat rekreasi lah,” terangnya.
Suparna menyebutkan, dirinya juga mengembangkan pola kemitraan dengan beberapa petani di kabupaten lainnya seperti Kabupaten Bangli dan Klungkung. Di lahan kelompoknya sendiri, dari sekitar 400 pohon pepaya california di lahan seluas 45 are yang sudah berproduksi bisa menghasilkan sekitar 300 kg per empat hari. Menurut perhitungnnya, dari lahan kelompoknya saja bisa menghasilkan produksi pepaya california sekitar 600 kg/minggu.
“Kami terkendala lahan dan teknologi, jumlah penanaman sangat terbatas. Dari hal tersebut kami sengaja mengadakan kerjasama dengan para petani di desa lainnya, bahkan juga petani dan pengusaha di kabupaten lain di Bali. Kerapatan jarak tanam disini 2 sampai dengan 3 meter per pohon. Saat ini kami sangat membutuhkan teknologi tepat guna untuk memaksimalkan hasil produksi, berupa mesin pencacah kompos, mesin pencacah hijauan untuk permentasi pakan agar petani tidak ketergantungan pakan hijauan seperti rumput dan dedaunan. Konsep Integrated Farming jelas memangkas biaya produksi, sangat irit sebab kotoran sapi bali langsung sebagai suplai pupuk,”tandasnya.
Pengembangan perkebunan pepaya california dirasakan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Seperti yang diungkapkan Ketut Mupu, petani sekaligus pengusaha ternak sapi bali dari Kabupaten Bangl.
“Saya datang kesini untuk memesan bibit pepaya california, belajar dari kelompok tani ternak giri gopala memanfaatkan intregated farming dan kebetulan saya memiliki ratusan ternak sapi bali di rumah, limbahnya terbukti bagus untuk perkebunan pepaya, sementara baru ada 40 pohon dan rencananya sekarang memesan 2000 bibit ditanam di Bangli,”singkatnya.
Senada yang disampaikan Luh Sudarmi warga Banjar Bali seorang pelanggan yang dijumpai tengah memesan buah pepaya, dirinya mengaku kecantol setelah menikmati rasa buah petik segar pepaya california. Ia pun juga berencana ikut membudidayakan pepaya california.
“Kami sekeluarga sangat menyukai rasa buah pepaya california, setiap minggu pasti datang kesini, atau order duluan biar nggak kehabisan seperti sekarang ini. Buah ini jarang ada di pasar tradisional apalagi di swalayan atau supermarket. Namun atas saran pak Suparna, saya beli bibitnya dan penanamannya dibantu oleh beliau langsung, harga bibitnya lumayan murah, Rp 5 ribu per pohon” ungkap,” ungkap Sudarmi. |NH|
Salam sejahtera masyarakat buleleng,semoga kita selalu dibawah lindungan Tuhan yang Maha Esa,Ide SangYang Widi wasa.
Dari artikel yg saya Baca tentang budidaya pepaya California sangat menarik rasanya untuk Di kembangkan Di Desa Saya yg berada Di Desa Bulian,kec.Kubutambahan.
Karena lahan Di Desa saya banyak yang kurang Di maksimalkan Karena kondisi yg tandus. Dan Masyarakat selalu mengandalkan musim hujan untuk mengarap lahan mereka,saya sendiri punya lahan kira kira 75 are yg tidak bisa saya maksimalkan dengan baik.mungkin Dari itu saya alangkah baiknya mencoba berbudidaya pepaya California, untuk cara dan langkah penanamannya mungkin saya akan meminta saran Dari Bapak/Ibu yg sudah tahu cara bagaimana cara berbudidaya pepaya California yg baik.mohon info dimana saya bisa mendapatkan bibit pepaya California.
Bisa langsung ke alamat seperti di dalam berita Pak, Suksema.