Singaraja, koranbuleleng.com| Banjir bandang yang menerjang Desa Pancasari Kecamatan Sukasada pada mengakibatkan puluhan rumah di desa tersebut terendam lumpur, Rabu 21 Desember 2016. Tidak hanya itu, banjir bandang yang disertai dengan lumpur tersebut berdampak pada rusaknya perkebunan di desa tersebut.
Dari pantauan koranbuleleng.com, kamis 22 Desember 2016, sejumlah warga disibukkan dengan aktivitas membersihkan rumah mereka dari endapan lumpur. Aktivitas warga juga mengalami gangguan, sehingga perekonomian warga juga tidak berjalan dengan maksimal.
Salah seorang warga Made Artana menjelaskan, peristiwa banjir bandang yang terjadi di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada kali ini merupakan bencana yang terbesar terjadi selama 10 tahun terakhir. Kondisi ini terjadi lantaran saluran air yang ada tidak maksimal, sehingga tidak mampu menampung debit air yang cukup besar.
“Kalau kejadian ini memang yang terparah pak, walaupun hampir setiap musim hujan memang selalu disertai dengan banjir. Ini karena saluran air yang ada kurang maksimal dan masih terlaku kecil. Makanya setiap hujan pasti akan banjir, ditambah lagi kalau sekarang banjir justru disertai dengan lumpur,” Jelasnya.
Selain merendam puluhan rumah warga, banjir bandang yang disertai dengan lumpur itu juga mengakibatkan SD No 4 Pancasari Kecamatan Sukasada terendam lumpur. Tidak hanya itu, derasnya air juga mengakibatkan tembok penyebgker sekolah yang ada disebelah utara jebol.
“Sebenarnya ada saluran air disekolah pak, tapi karena tersumbat sampah, makanya air dan lumpur jadi meluber ke dalam. Nanti untuk membersihkan kami masih menunggu siswa sekolah dulu, kalau memang harus cepat kami minta bantuan dari bpbd Buleleng,” ujar Kadek Arjawa Guru kontrak setempat.
Banjir bandang yang terjadi rabu malam juga mengakibatkan endapan lumpur memenuhi badan jalan di Desa Pancasari. Arus lalu lintas juga sedikit tersendat, sehingga pihak kepolisian dibantu dengan warga melakukan sistem buka tutup. Sementara alat berat milik balai pelaksana jalan nasional terlihat bekerja untuk membersihkan lumpur di jalan.
Menurut Perbekel Desa Pancasari Wayan Darsana, banjir yang terjadi di Desanya akibat meluapnya air hujan dari saluran pembuangan air yang ada. Kondisi ini terjadi lantaran saluran pembuangan yang ada di pinggir jalan tidak maksimal.
Pihak Desa juga sudah bersurat baik kepada Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat, untuk mencarikan solusi terkait persoalan banjir yang kerap terjadi di jalur Singaraja Denpasar setiap hujan turun.
“Dulu tahun 2009 silam, pernah ada komunikasi dengan Dinas PU Provinsi Bali, bahkan sudah dibuatkan design untuk melaksanakan pekerjaan, untuk mengatasi banjir. Namun sampai saat ini, program itu belum terealisasi. Nah mudah mudahan dengan kejadian ini, perbaikan bisa segera dilakukan,” Jelasnya.
Sementara terkait dengan banyaknya lumpur yang memenuhi badan jalan hingga rumah warga lanjut Darsana, itu merupakan gerusan tanah yang bersumber dari Hutan.
“Kalau lumpur ini bisa dikatakan merupakan lumpur kiriman, yang berasal dari Hutan yang berlokasi di Perbatasan antara Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Tabanan, bukan merupakan tanah dari perkebunan warga,” Imbuh Darsana.
Sementara itu, selain mengakibatkan Banjir Bandang yang disertai dengan lumpur, Hujan Deras yang terjadi Rabu Malam juga mengakibatkan Tanah longsor di sejumlah titik di Kecamatan Sukasada. Berdasarkan data yang diperoleh, Tanah Longsor mulai terjadi dari Desa Gigit tepatnya di Kilometer 18 hingga Desa Wanagiri berjumlah 10 titik longsor. Dan untuk tumpukan material yang terjadi di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada sebanyak 12 titik.
“Kondisi ini tentunya menganggu jalur lalu lintas dari Singaraja menuju Denpasar begitu juga sebaliknya. Untuk penanganan sementara, kami meminta bantuan alat berat dari Balai Pelaksana Jalan Nasional untuk memindahkan material longsor dan lumpur,” Kata Camat Sukasada Made Dwi Adnyana.
Ratusan Hektar Perkebunan Warga Rusak Akibat Banjir Bandang
Selain merendam rumah warga, Banjir bandang yang membawa lumpur itu juga mengakibatkan rusaknya hektaran perkebunan milik warga di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada. Berdasarkan data sementara menyebutkan, banjir yang terjadi itu mengakibatkan rusaknya belasan hektar lahan perkebunan milik warga, diantaranya 4 hektar lahan yang sudah produksi, tanaman sayur 1,5 hektar, wortel 1 hektar, cabe 1 hektar, tanaman kerisan sebanyak 18 ribu tanaman, dan Kalaleli 2000 tanaman di Buyan dalam keadaan rusak berat.
Salah seorang Petani Wortel di Desa Pancasari Wayan Suparka menjelaskan, banjir bandang yang merendam perkebunan wortelnya itu mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Ia terpaksa melakukan panen lebih dini untuk memilih wortel yang masih dalam kondisi bagus, untuk menghindari kerugian yang semakin besar.
“Ini seharusnya dua minggu lagi baru bisa dipanen pak. Terpaksa saya panen lebih awal supaya wortelnya tidak busuk. Ini juga sudah banyak sekali yang busuk karena terendam air. Kalau bicara soal kerugian, sudah pasti saya rugi banyak pak. Belum saya hitung berapa kerugiannya, kemungkinan sih puluhan juta pak,” ujarnya. |RM|