Singaraja,Koranbuleleng.com| Warga Desa Tembok, Kecamatan Tejakula mendirikan sejumlah pos keamanan di beberapa titik akses jalan keluar masuk yang dianggap memiliki potensi kerawanan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Bukan tanpa alasan sejak beberapa hari terakhir warga Dusun Sembung dihebohkan dengan adanya empat pria misterius yang mendatangi rumah keluarga Nyoman Suganda dan menanyakan keberadaan anak kecil. Bahkan dari mulut ke mulut kabar itupun secara cepat berkembang hingga menjadi sebuah isu upaya penculikan anak.
Akibatnya, sejumlah orang tua di wilayah itu khawatir buah hatinya menjadi korban hingga kebanyakan dari mereka memutuskan untuk tidak menyekolahkan anaknya untuk beberapa hari.
“Banyak orangtua yang terpaksa tidak menyekolahkan anaknya karena ketakutan setelah kejadian isu penculikan yang terjadi di dusun sembung kemarin malam,” terang Kepala Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara saat memimpin rapat dengan para tokoh masyarakat di kantor Desa Tembok, Kamis, 19 Januari 2017.
Seperti yang dipaparkan Yudi Astara saat rapat, beberapa warga juga melaporkan adanya orang yang tidak dikenal memasuki kawasan Desa Tembok menggunakan sebuah mobil jenis Avansa berwarna hitam tanpa plat. Bahkan kehadiran orang tidak dikenal tersebut sampai berani langsung memasuki halaman rumah warga dan berpura-pura menanyakan keberadaan penjual mente. Selain itu ada juga yang menyampaikan ada orang tak dikenal, laki-laki dan perempuan yang menanyakan jalan menuju kepinggan dan orang itu datang pada waktu yang tidak wajar.
“Gerak-geriknya mencurigakan. Kedatangnya pun pada jam dinihari,” ujarnya.
Atas kejadian itu, Kepala Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara pun menginstruksikan kepada para kadus untuk mengaktifkan kembali siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) secara rutin.
Pihak pemerintah Desa Tembok bekerjasama dengan pihak kepolisian dan Koramil kembali mengaktifkan siskamling sebagai langkah dan upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dalam meningkatkan keamanan di wilayah Desa Tembok.
Menurutnya, siskamling merupakan upaya bersama dalam meningkatkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu langkah tersebut dilakukan untuk memulihkan situasi serta kondisi masyarakat terutama di kawasan sembung yang masih dicekam ketakutan hingga saat ini.
“Mulai Kamis, 18 Januari 2017 kami lakukan sistem perondaan di wilayah Desa Tembok. Ada delapan titik penjagaan yang dilakukan dengan menerjunkan anggota pecalang, satgas hansip dan juga melibatkan partisipasi warga.
Beberapa kepala sekolah juga sudah kami hadirkan, nantinya mereka bisa mengedukasi dan meningkatkan pengawasan kepada anak didik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan baik saat proses belajar mengajar juga ketika jam pulang sekolah,” terangnya.
Disebutkannya Desa Tembok terdiri dari enam Banjar Dinas yakni, Banjar Dinas Ngis, Banjar Dinas Yeh Bau, Banjar Dinas Tembok, Banjar Dinas Bulakan, Banjar Dinas Dapdap Tebel, Banjar Dinas Sembung.
Secara teknis, nantinya pos keamanan didirikan tepat di jalur keluar masuk desa tembok. Dalam satu pos diisi oleh tiga orang terdiri dari satu orang hansip, satu orang pecalang dan satu orang warga.
Mereka ditugaskan sesuai dengan jadwal yang sudah disusun. Pos keamanan didirikan di sejumlah lokasi seperti di wilayah Ngis Barat, sebelah selatan Sekolah Dasar 2 Tembok, Ngis Timur, di dekat kuburan. Ada juga di Jalan Majapahit Ngis Timur di sebelah sumur bor, Yeh Bau, Subak Batu Anyar, wilayah Desa Tembok, pertigaan di Bulakan dan di depan kantor Desa Tembok.
Ada dua shift yang akan diberlakukan, pagi dan siang. Sedangkan pada malam hari penjagaan difokuskan di Kantor Kepala Desa Tembok.
“Bagi orang yang berkunjung atau orang yang keinginan bertamu diharuskan melaporkan diri terlebih dahulu di pos keamanan. Jadwal penjagaan bergiliran, dan itu dimulai sejak pukul 07.00 wita sampai dengan pukul 12.00 wita. Selanjutnya dilakukan pergantian regu berikutnya yang melakukan penjagaan hingga pukul 18.00 wita,”ungkapnya.
Selain itu, Yudi Astara meminta kepada warga masyarakat Desa Tembok untuk meningkatkan kepedulian komunikasi baik itu melalui radio amatir ataupun handphone jika mencurigai orang yang tidak dikenal memasuki wilayah Desa Tembok terutama pada daerah pedalaman.
Sementara ini, pihak pemerintah desa juga melarang bagi siapapun yang melakukan aktifitas berburu di kawasan hutan Kabupaten Buleleng yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan Kabupaten Bangli. Ia juga menyerukan agar warga kembali mengaktifkan kulkul atau kentongan yang ada di masing-masing rumah.
Dirinya tak menampik beberapa hari lalu banyak orang yang bertanya mengenai kebenaran adanya isu upaya penculikan didesa tersebut. Lantaran tidak ada kebenarannya, dirinya mengimbau agar masyarakat selalu waspada untuk memantau keberadaan warga pendatang. Apabila mencurigakan masyarakat secepatnya melaporkan kepada petugas kepolisian atau aparat dusun masing-masing.
“Namun kabar yang beredar itu sama sekali tidak benar. Tidak ada upaya penculikan anak kecil dan yang berkembang di media sosial facebook itu hanya sebatas isu belaka. Saya akan secepatnya mengklarifikasi di akun tersebut, biar tidak semakin berkembang,” tutupnya.|NH|