Singaraja, koranbuleleng.com| Sebanyak empat belas orang siswa SDN 3 Pemuteran Kecamatan Gerokgak sudah pulih dan dipulangkan baik dari RS Pratama Desa Tangguwisia Kecamatan Seririt dan Puskesmas 1 Gerokgak paska alami keracunan.
Sementara itu untuk tindak lanjutnya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) mengaku akan mengambil tindakan tegas sebagai sanksi. Guru-guru diminta idak ikut berjualan di kantin sekolah supaya fokus dengan tugasnya mengajar siswa dengan bekal tunjangan profesi mereka.
Hal itu ditegaskan Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa disela-sela kegiatan Buleleng Education Expo Kamis, 14 Juni 2018 di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja. Menurutnya, hingga pukul 21.30 wita, total ada 97 siswa yang memeriksakan diri mereka ke Puskesmas. Namun yang harus menjalani rawat inap sebanyak 7 orang di Puskesmas I Gerokgak dan 7 Orang di RS Pratama Tangguwisia. Sementara hingga kamis, 14 Juni 2018, semua siswa yang menjalani rawat inap sudah dipulangkan lantaran kondisi mereka sudah pulih.
Menurutnya, kasus keracunan makanan ini sudah terulang kembali terjadi di Kabupaten Buleleng khususnya pada siswa. Ia sangat menyayangkan hal tersebut, terlebih lagi sudah terbitnya Surat Edaran yang menegaskan bahwa guru tidak diijinkan untuk menjual nasi kepada sekolah dan menjaga kebersihan dan juga kesehatan makanan yang dikkonsumsi siswa di Sekolah.
Kedepan, Tim Penegak Disiplin Disdikpora akan akan mengevaluasi terkait dengan sanksi yang akan diberikan baik kepada Kepala Sekolah maupun Guru yang melanggar Edaran tersebut.
“Kalau selama ini kita hanya surat teguran, ternyata berulang terjadi. Kita perlu formulasikan lagi dengan tim internal Disdikpora, untuk bentuk sanksinya. Selama ini peringatan lisan dan tertulis, ternyata masih terulang, kita akan kaji kembali untuk sanksinya,” Ujarnya.
Gede Suyasa mengakui bahwa kejadian keracunan makanan yang menimpa siswa di sekolah merupakan keteledoran dari pihak sekolah. Apalagi, kejadian ini sebagian besar disebabkan ketika makanan nasi bungkus yang dikonsumsi siswa dijual oleh guru di sekolah setempat. Ia kembali menegaskan bahwa guru sebaiknya hanya focus melaksanakan tugas sebagai pengajar.
“Di kantin sekolah juga kalau bisa dicarikan orang luar, jangan guru lagi yang jualan di kantin. Guru tidak kompeten di situ. Sudah cukuplah Pemerintah memberikan tunjangan profesi, dengan harapan guru lebih fokus melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar,” tegasnya. |RM|