Puluhan Siswa SD Keracunan Nasi Bungkus

Singaraja, koranbuleleng.com| Puluhan siswa dari SDN 3 Pemuteran Kecamatan Gerokgak terpaksa dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I dan RS Pratama di Desa Tangguwisia Kecamatan Seririt lantaran mengalami keracunan, Rabu, 13 Juni 2018. Mereka mengeluhkan pusing, mual dan muntah setelah mengkonsumsi nasi bungkus dalam acara perpisahan di sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh menyebutkan dari 184 total siswa, yang mengalami keracunan mencapai 83 orang. Awalnya, 83 yang mengalami keracunan itu keseluruhan di larikan ke Peskesmas Gerokgak I, namun kemudian 8 orang terpaksa di rujuk ke RS Pratama Tangguwisia. Di puskesmas Gerokgak sendiri sebanyak 7 siswa terpaksa harus menjalani rawat inap lantaran kondisinya belum pulih. Sementara di RS Pratama, 7 orang di pastikan menjalani rawat inap, sementara satu orang dilakukan rawat jalan.

- Advertisement -

Salah seorang siswa Kadek Ariastini menjelaskan, pada rabu pagi, pihak sekolah sedang mengadakan acara perpisahan untuk kelas enam, sekaligus merayakan kenaikan kelas bagi siswa lainnya. Dalam kegiatan, para siswa mendapat jatah satu nasi bungkus yang pembayarannya seharga Rp10.000 dipotong dari tabungan siswa.

Sekitar pukul 09.00 wita pihak sekolah sudah mengizinkan siswa untuk makan, namun Ia baru memakan nasi bungkus itu sekitar pukul 10.00 wita. pada nasi tersebut terdapat daging babi dan ayam, telor rebus, dan mie goreng. Hingga pulang sekolah, Ia pun tidak merasakan gejala keracunan, bahkan masih sempat bermain ke rumah teman.

“Sekitar pukul 17.30 wita, kepala saya pusing, trus mual dan muntah. Saya dibawa ke Puskesmas tapi di bawa lagi ke sini (RS Pratama Tangguwisia, red). Sebenarnya pas di sekolah itu sudah ada teman yang pusing dan mual, tai guru mungkin ngga ngeh. Justru setelah orang tuanya bawa ke bida baru diketahui keracunan,” Tuturnya.

Selain menimpa siswa, kasus keracunan nasi bungkus itu juga menimpa seorang Balita yang baru berusia 4,5 tahun bernama Putu Yasa. Ia adalah adik Komang Dodi siswa di SDN 3 Pemuteran. Oleh Dodi, nasi bungkus dari sekolah itu Ia bawa pulang ke rumahnya.

- Advertisement -

Nasi bungkus itupun ia santap bersama dengan adiknya Putu Yasa. Sekitar pukul 03.00 wita, adiknya mulai menunjukkan gejala keracunan makanan.

“Nasinya itu di makan bareng, waktu makan, adiknya yang makan mie-nya. Pas jam 3 itu dah, Putu nangis karena mual dan muntah. Langsung saya bawa ke puskesmas. sekarang harus di rawat inap di sini,” Cerita Orang Tua Dodi dan Yasa.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengaku segera akan memanggil pihak dari sekolah untuk meminta keterangan lebih jauh terkait dengan peristiwa ini.

“Berulang kali saya sudah tekankan, guru janganlah jual nasi, karena profesionalnya tidak disitu. Kasus terulang lagi artinya, kurang perhatian pihak sekolah, tidak memperhatikan surat edaran, tidak memperhatikan kesehatan makanan dan tidak pikirkan resiko. Saya akan panggil kepala sekolah dan gurunya,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, I Gusti Mahapramana mengaku sudah mengambil sampel makanan, minuman dan muntahan korban. Selanjutnya pihaknya akan membawa sampel tersebut untuk diuji di laboratorium.

“Untuk penyebab pasti keracunannya kita tunggu hasil lab. Kami tidak mau menduga-duga dulu,” Ujarnya.

Terkait masalah biaya, Disdikpora sedang membuat surat permohonan pembebasan biaya pengobatan kepada Bupati Buleleng, sehingga seluruh koran bebas dari biaya pengobatan, baik yang di RS Pratama Tangguwisia maupun di Puskesmas Gerokgak I. |RM|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts