Singaraja, koranbuleleng.com | Panitia Ngaben Massal Desa Ada Pakraman Buleleng sudah mempersiapkan seluruh perlengkapan upacara pengabenan yang akan digelar Sabtu 22 Juni 2019. Termasuk mempersiapkan kajang dari berbagai klan. Namun pihak panitia juga memberikan toleransi, apabila ada “Pemilet” yang ingin mempersiapkan kajang secara mandiri.
Proses pengabenan juga akan dipuput oleh tiga sulinggih, Ida Pranda Mas Widya Putra dari Grya Liligundi, Ida Nabe Bhagawan Yoga Wiswa Dwija Pura dari Grya Hyang Korry Paket Agung, Ida Pandita Mpu Dharma Jsya Nanda Kusuma dari Grya Mutiara Banjar Tegal.
Kegiatan sudah diawali dengan menggelar Negem dewasa berupa pecaruan dan nanceb yang berlangsung di Setra Desa adat setempat Minggu, 16 Juni 2019.
Kegiatan ngaben masal yang digelar untuk kedua kalinya ini, diikuti 317 sawa, terdiri dari 130 Lingga, 5 Ngelungah, 171 Ngerapuh dan 11 Nyekah. Dari total 317 sawa tersebut ada 6 Sawa Atma Papa (tidak ada keluarga) dari Dinas Sosial.
Untuk pembiayaan ngaben masal, krama desa yang memiliki sawa dikenakan Rp 1.750.000, Ngelungah/Ngerapuh Rp 350.000 dan Nyekah dikenakan biaya Rp 650.000.
“Jadi kami dari Desa Adat pakraman Buleleng memberikan subsidi sebesar 50 persen. Makanya krama yang mengikuti ngaben masal ini hanya dikenakan biaya setengahnya saja,” ujar Klian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna.
Menurutnya, ngaben masal ini adalah program kerja dari Prajuru Desa Adat Pakraman Buleleng setiap 10 tahun sekali. Untuk ngaben masal pertama, sudah berlangsung ditahun 2011 silam.
Sementara untuk ngaben masal kedua memang digelar lebih cepat. Hal itu dikarenakan saat pelaksanaan Eka dasa Rudra di Pura Besakih beberapa bulan lalu, banyak krama yang memiliki saudara yang eninggal namun tidak bisa diupacarai.
“Jadi saat yasa kerti Piodalan Agung di Besakih, istilah Balinya banyak yang mesulub (penguburan tanpa diupacarai, red). Dan itu jumlahnya cukup banyak. Makanya kita programkan ngaben masal ini lebih cepat,” ujar Sutrisna yang juga Kadis Pariwisata Buleleng ini.
Disisi lain, serangkaian dengan kegiatan ngaben masal, Desa Adat Pakraman Buleleng menerbitkan sebuah himbauan yang ditujukan kepala masing-masing Klian Banjar Adat Pakraman untuk selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh karma.
Salah satu himbauan itu agar Krama di wewidangan Desa Adat Pakraman Buleleng untuk tidak melaksanakan upacara atiwa-tiwa sejak 19 hingga 22 Juni 2019 mendatang. Hal itu sesuai dengan Keputusan Rapat Prajuru Bersama Panitia Ngaben Masal Desa Adat Pakraman Buleleng pada Sabtu, 8 Juni 2019 lalu.
Klian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna menjalaskan, himabauan yasa kerti hanya diperuntukkan untuk kegiatan Pitra yadnya. Selama masa itu, Krama diharapkan bias mengikuti himbauan itu, agar pelaksanaan Ngaben Masal bias berjalan dengan lancar.
“Jadi, kalau selama yasa kerti itu, untuk karma tidak diperkenankan menggelar upacara pengabebnan. Dan jika ada keluarga yang menggal dunia, juga tidak diperkenankan melaksanakan penguburan. Kalau sebelum tanggal 19 Juni atau setelah 22 Juni kami persilahkan,”jelasnya. |R/NP|