Singaraja, koranbuleleng.com | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. Yohana Susana Yembise, Ph.D memberi perhatian penuh tentang pendidikan anak Indonesia agar mampu menumbuhkan critical and analytical thinking.
Menteri asal Papua ini mengungkap itu saat memberikan materi kuliah umum serangkaian dengan Global Conference on Teaching, Assessment, and Learning in Education (GC-TALE) dan WOMEN IN TESOL (WIT) tahun 2019 ydi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Senin 5 Agustus 2019.
Konferensi yang dihadiri oleh peneliti, dosen, praktisi di bidang pendidikan, mahasiswa Indonesia dan ratusan mahasiswa dari berbagai pergurun tigggi di Asia membahas tentang dunia pendidikan khususnya pola literasi pada anak.
Saat doorstop dengan sejumlah Jurnalis di Singaraja, Yohana menerangkan pendidikan di Indonesia pada umumnya sudah maju, namun ada beberapa kelemahan yang harus diperbaiki. Tanggungjawab pendidikan ada di kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, Kementerian Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak mempunyai tupoksi untuk melakukan perlindungan anak dari berbagai sisi, termasuk dalam memberikan dukungan pendidikan.
Kata Yohana, menurut PISA Test, beberapa mata pelajaran seperti matematika, sains dan menulis masih berada diperingkat bawah. Kekurangannya pada critical and analytical thinking.
“Banyak yang lolos olimpiade namun hanya dasarnya saja. Jika diberikan pertanyaan mengapa, bagaimana mereka masih kurang bisa menganalisa,”ungkapnya.
Sementara Rektor Undiksha Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd menjelaskan secara umum dunia pendidikan di Indonesia masih dalam tahap memahami, mengetahui dan menerapkan. Dibalik itu memang harus ada upaya peningkatan kualitas.
Undiksha sebagai perguruan tinggi juga punya peranan penting untuk ikut mensukseskan Pendidikan bagi anak-anak Bangsa.
“Apa yang menjadi tuntutan pendidikan, kami akomodir dalam kurikulum,” ucap Rektor Jampel. |NP|