Singaraja, koranbuleleng.com | Memasuki musim hujan, Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali marak. DInas Kesehatan mencatat per 25 Februari 2020, sedikitnya 774 warga dirawat di rumah sakit di Buleleng karena didiagnosa terjangkit demam berdarah.
Pemkab Buleleng sedang memasayarakatkan cara yang paling efektif untuk melakukan pencegahan yakni dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan berbasis masyarakat. PSN diyakini lebih baik dibandingkan dengan cara pengasapan atau fogging.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, dr. I Gede Suaryawan, MPH mengatakan PSN berbasis masyarakat ini bisa dimulai dari keluarga. Di masing-masing keluarga diharapkan ada satu anggota keluarga yang menjadi pemantau jentik. Selain adanya pemantau jentik di keluarga, PSN melalui 3M Plus lebih dikedepankan.
3M Plus itu menguras air di bak setiap minggu, menutup tempat-tempat yang berpotensi terjadi genangan, dan mengubur benda-benda yg sudah tidak perlu yang menjadi sumber genangan air plus larvasidasi/abatisasi tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras.
Itu dilakukan mengingat nyamuk penyebab DBD mencari air bersih yang tergenang untuk berkembangbiak. “Jadi, jika setiap rumah menerapkan seperti itu, tidak ada tempat bagi nyamuk untuk berkembangbiak,” jelasnya.
Suaryawan menjelaskan PSN dipandang lebih mujarab dari pengasapan. Pengasapan hanya bersifat sementara dan hanya mematikan nyamuk-nyamuk yang sudah dewasa. “Semakin sering dilakukan pengasapan, nyamuk akan kebal. Yang lebih penting adalah mematikan rantai pengembangbiakan nyamuk penyebab DBD,” ujar Gede Suaryawan.
Sementara Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG juga mengajak masyarakat untuk melaksanakan PSN dalam bentuk pembersihan lingkungan. Cara ini lebih efektif untuk menyetop perkembangan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD daripada melakukan pengasapan.
“Pengasapan hanya sementara untuk membunuh nyamuk dewasa. Yang banyak adalah jentik-jentik nyamuk di air-air tergenang. PSN yang penting,” ucapnya.
Sutjidra yang juga dokter spesialis kandungan ini mengatakan pemerintah sendiri juga sudah mengambil langkah-langkah strategis.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) bersama dengan camat sudah melakukan kegiatan masal terintegrasi dengan pembersihan di lingkungan masing-masing untuk mencegah penyebaran DBD.
“Termasuk pembentukan tim yang melibatkan masyarakat sebagai pemantau wilayah setempat,” imbuh Sutjidra. |R/NP|