Singaraja, koranbuleleng.com | Nyaris tiga bulan sudah pandemi COVID 19 ini meluluhlantakkan sendi ekonomi pariwisata Bali. Sejumlah hotel tutup, restoran tidak dibuka, bule juga tidak terlihat berjemur dan lalu lalang di pantai Binaria, Lovina, pantai legendaris di Buleleng. Sore hari, patung lumba-lumba dihadapan lautan ini biasanya juga ramai oleh warga, namun kali ini sepi.
Nyoman Suartika salah satu pengelola restoran Warung Ayu di sekitaran Pantai Binaria justru mempertaruhkan peruntungan saja. Dia tetap membuka warungnya, walaupun setiap hari hanya terisi satu meja saja. Suartika sudah merumahkan 14 karyawannya sejak awal Maret 2020. Selain Suartika, terlihat beberapa resto memang buka namun kondisinya sama, sepi tanpa pengunjung.
“Sekarang kami buka sekedarnya karena kami sebenarnya memasak untuk keluarga, tapi jika ada yang mau makan ke resto kami, ya kami layani,” ujar Suartika pengelola Warung Ayu di Lovina, Rabu 20 Mei 2020.
Suartika menceritakan saat normal, resto yang dikelolanya biasanya sebanyak 90 persen selalu dikunjungi wisatawan asing, dan sisanya domestik. Setiap hari sampai malam, pasti saja terisi oleh wisatawan. Entah hanya untuk minum, ataupun untuk makan.
Warung Ayu berada sekitar 100 meter dari Pantai Binaria, Lovina. Beberapa wisatawan yang terlihat di pantai, adalah wisatawan yang tidak bisa pulang ke negaranya karena penerbangan ditutup di Negara wisatawan berasal.
Suartika juga membuka program wisata lumba-lumba. Dia menyewakan satu unit perahu yang dinakhodai oleh anaknya.
“Namun saat pandemi seperti ini sepi, ada saja ke tengah laut, tapi bisa dihitung sedikit sekali,” katanya.
Dari pantauan di Pantai Lovina, sejumlah perahu memang tertambat rapi. Tak ada yang banyak merapat ke tengah lautan. Suasana pantai Binaria benar-benar sepi, tanpa pengunjung. Hanya ada warga lokal yang melakukan terapi tanam kaki didalam pasir.
“Untuk terapi saja, kebetulan saya sedang ada gangguan pada bagian otot-ototkaki,” jelas seorang warga, ade Sumiarsana.
Pantai Lovina sudah sepi sejak awal tahun, imbas Corona yang lebih awal terjadi di luar negeri. Per awal April 2020, satu persatu hotel dan restoran tutup dan merumahkan karyawan karena tidak ada wisatawan. Kondisi ini masih berlangsung hingga kini. |NP|