Sejumlah wisatawan asing sedang menikmati suasana di Desa Pemuteran saat kondisi masih normal sebelum pandemi COVID 19|Foto ; Nova Putra|
Singaraja, koranbuleleng.com | Bisnis pariwisata di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak akan segera dibuka secara perlahan dengan catatan mengikuti protokol kesehatan penanganan COVID 19.
Hal itu terungkap dari hasil rapat koordinasi yang pemerintah Desa Pemuteran, Bendesa adat Pemuteran, Manggala Desa Adat Pemuteran, BPD Desa Pemuteran, pelaku pariwisata, pengusaha pariwisata dan PHDI Desa Pemuteran. Beberapa keputusan yang diambil tentang penerimaan tamu asing maupun domestik di Pariwisata Desa Pemuteran yang dikeluarkan melalui instruksi bersama nomor 277/DAP/VI/2020.
Dalam rapat tersebut diterangkan jika hotel, resort, villa, bungalows, restaurant, dan pengembangan pariwisata lainnya yang akan beroperasi di wilayah desa Pemuteran harus sesuai protap kesehatan COVID 19.
Ketua Pokdarwis Segara Giri Pemuteran I Ketut Sutrawan mengatakan rencananya sektor wisata di daerah Pemuteran akan dimulai pada 1 juni 2020. Dengan dibukanya kembali kran pariwisata, semua pelaku di daerah Pemuteran wajib memperhatikan berbagai protap kesehatan COVID 19.
“Misalnya jika ada kegiatan di meeting room kapasitas peserta tidak boleh melebihi 50 persen dari luas ruangan. DI dalam ruangan harus mengatur jarak aman minimal 1 meter. Petugas hotel dan tamu wajib menggunakan masker. Wajib ada hand sanitizer, anti septik setiap ruangan,” ujarnya
Sastrawan yang sekaligus pelaku pariwisata di Desa Pemuteran ini menambahkan yang terpenting tamu yang datang agar menglengkapi diri dengan surat keterangan hasil negatif COVID 19 hasil tes swab dan non reaktif hasil dari rapid test.
Selain itu, setiap perusahaan pariwisata wajib melaporkan tamu yang datang kepada satgas gontong royong desa adat Pemuteran dan ketua satgas harian. Jika diperlukan, akan dilakukan pengecekan ke hotel tempat menginap.
Pihak khotel jugadiminta untuk membuat surat keterangan menginap. Surat keterangan juga diminta dibawa oleh wistawan ketika keluar hotel atau penginapan.
“Untuk tamu siapa pun yang datang, entah tamu asing atau domestik tetap kami terima, namun mengacu pelayanan hotel pada SOP yang sudah ditentukan,” pungkasnya.
Pelaku usaha pariwisata juga diminta untuk memberikan pelatihan atau training kepada karyawannya terkait dengan protocol kesehatan.
“Ini penting dilakukan agar keselamatan karyawan dan para tamu dapat terjamin. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada saja hotel masih ragu membuka usaha mereka” imbuhnya.|ET|