Belajar dari Youtube Petani Asal Gerokgak Kembangan Papaya California

Singaraja, koranbuleleng.com | Buah Pepaya California kini jadi peluang bisnis baru dalam dunia pertanian. Budidaya papaya California ini banyak ditemukan di berbagai lokasi. Buah yang manis memicu permintaan buah papaya ini tinggi di pasaran.

Di daerah Gerokgak, Buleleng bahkan sudah ada beberapa petani yang berpindah untuk mencoba mengembangkan papaya California. Salah seorang petani itu asal Dusun Mawar, Desa Tukad Sumaga, Gerokgak Made Mudita (45). Saat ini jumlah pohon yang ditanamnya hampir 120 pohon di lahan seluas 20 are.  

- Advertisement -

Menurut Mudita, awal mula dirinya memilih budidaya pepaya California, karena ajakan seorang temannya. Karena tertarik akhirnya Mudita mencoba mengembangkan di tahun 2019. Pada awal memulai budidaya Mudita sempat gagal karena pasokan air yang kurang sehingga menyebabkan kematian tananam.  

Hal tersebut tak membuat  Mudita untuk putus asa dan malah terus mencoba kembali. Bahkan, ia pun berusaha belajar dari saluran youtube tentang cara yang baik dan benar agar perkembangan tanamanya bisa berhasil. Hingga akhirnya sekarang pohon yang ia tanam tumbuh baik dan sudah sempat di panen.

“Saya mulai menanam sekitar bulan 6 tahun 2019. Sudah  sempat panen bulan  4 kemarin,  namun hasilnya masih sedikit karena baru pertama” ujar Mudita  ketika di temui di kebunnya.

Untuk panen periode kali ini, karena  buahnya sudah mulai banyak, Mudita mengaku bisa menghasilan sekitar total 216 Kilogram dengan harga kisaran Rp.2500 – Rp. 3000 per Kg. Sedangkan untuk masa panen bisa dilakukan setiap 5 hari sekali.

- Advertisement -

“Baru sekarang mulai banyak berbuah, panen sekarang kemungkinan banyak,  pas waktu panen pertama dapat sedikit sekitar 10 kg saja, karena  buahnya baru sedikit,” ungkap pria dengan 4 anak ini.

Selain itu, Mudita menuturkan jika  jarak tanam pohon papaya miliknya satu dengan yang lainya berjarak kurang lebih 2 meter. Hal ini berguna untuk memudahkan cahaya matahari  masuk sampai kebatang pohon sehingga tanaman bisa tumbuh baik.   

Sementara itu untuk perawatan pohon cukup sederhana. Pemupukan dilakukan kurang lebih 1 bulan sekali dengan pupuk organik dan sedikit di campuran pupuk Kimia. Sedangkan penyiraman dilakukan ketika ada pohon yang daunya mulai menguning.   

“Pupuknya di campur, kalo organik kotoran sapi, sedangkan kimianya pupuk phonsca,” ungkap dia.

Untuk saat ini, Mudita mengakui jika hama  yang ditememui hanya berupa lalat buah saja dan untuk menghilangkannya cukup mudah dengan cara disemprot.

“Jarang ada penyakit, paling cuman lalat buah saja, tapi itu penangulannya cukup mudah”  Imbuh Mudita

Lebih lanjut Mudita menambahkan, jika adanya Pandemi COVID 19 sangat berpengaruh terhadap hasil panen pepayanya.  Apalagi panen pertama dan panen yang berjalan sekarang masih dalam kondisi Pandemi.  Mudita akui akan alami kesulitan untuk pemasaran buahnya. Menurutnya, jika kondisi normal harganya bisa mencapi Rp.4500 per Kg.

“Dampaknya luar biasa, soalnya dari segi pemasaranya. Apalagi seperti sekarang hotel-hotel tutup, swalayan juga jarang,  kalau bawa ke Denpasar susah, ya untuk sekarang yang pemasaran hanya di Buleleng saja,” pungkasnya. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts