Lahan pertanian cabe |FOTO ; Edi Toro|
Singaraja, koranbuleleng.com| Warga di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak I Nyoman Adnyana mengaku mengikuti anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah selama pandemi wabah corona berlangsung. Tetapi, terlalu lama berdiam di rumah justru membuatnya tidak produktif. Selain itu, kondisi ekonomi yang sedang lesu seperti sekarang ini membuat warga harus memutar otak.
I Nyoman Adnyana yang juga seorang pebisnis jasa konstruksi atau kontraktor akhirnya menanam cabai dengan memanfaatkan lahan kosongnya. Itu dilakukan, selain karena sebagian pengerjaan proyek dan infrastruktur sepi, di situasi pandemi seperti sekarang ini harus lebih pandai membaca peluang usaha.
Menurutnya, dengan kondisi seperti sekarang ini bertani sangatlah tepat. Selain menghindari kontak langsung warga, karena pertanian bisa digarap tidak dengan orang dalam jumlah banyak juga menjaga stok ketersediaan pangan kebutuhan masyarakat.
“Bertani memang salah satu jalan membuka peluang usaha di tengah pandemi ini, dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu seperti sekarang ini. Total ada sekitar 130 are lahan yang ditanami bibit cabe rawit sebanyak 35.000 bibit” ujar Adnyana ketika di temui di kebun miliknya.
Usaha perkebunan cabe yang kembangkan baru dimulai sejak sebulan yang lalu. Dia mengaku belajar bertani tanam cabe dilakukan secara otodidak dengan menggali informasi dari sejumlah petani di wilayah Gerokgak.
“Saya tanam cabe juga demi memberikan pekerjaan kepada warga di desa yang terkena dampak ekonomi. Disamping itu cabe menjadi kebutuhan masyarakat setiap harinya yang selalu dibeli,” ungkap Adnyana.
Menurutnya, menanam cabe tidak terlalu susah untuk dilakukan. Dengan ketersedian air dan pemupukan cabe sudah bisa tumbuh dengan baik.
Tahap awal yang dilakukan Adnyana yaitu pemilihan benih yang mau ditanam. Kemudian melakukan pengolahan lahan dan penanaman. Langkah selanjutnya yaitu perawatan dan pemeliharaan. Lalu pemupukan susulan, penyiangan dilakukan secara rutin untuk menghindari pertumbuhan gulma.
“Saya beli bibit sendiri, Per Bibit cabe saya beli seharga Rp 250,” ucapnya.
Adnyana memperkirakan cabe rawit yang ditanam akan panen di bulan September mendatang. Dari total lahan sekitar 130 are sekali panen bisa memanen satu kuintal dan jika stabil bisa sampai tujuh kali pemanenan.
“Diperkirakan panen september ini, untuk harga cabai saat ini per kilogramnya Rp 10-15 ribu,” pungkasnya. |ET|